REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Masyarakat Kota Jayapura, Provinsi Papua, mendukung langkah kapten tim Boaz Solossa yang ingin berkarier di luar negeri karena sanksi FIFA terhadap PSSI.
"Saya dukung kakak Boaz, jika ingin berkarier di luar negeri," kata Elin Mambrasar, warga Melati, Kelurahan Waimhorok, Distrik Abepura, Kota Jayapura, Ahad (31/5) malam.
Elin yang mengaku tergabung dalam 'Gabungan Anak Melati,' salah satu elemen pendukung tim Persipura itu mengatakan sudah sepantasnya jika mantan pemain terbaik nasional itu mencari peruntungan hidup di liga lainnya di luar Indonesia.
"Saya kira ini momentum yang tepat, pas Indonesia kena sanksi dari FIFA, Persipura tidak bisa bermain di Piala AFC. Para pemain sepak bola pasti libur. Nah, kalau memang ada tawaran dari klub luar mengapa tidak," kata perempuan muda asal Biak Numfor yang mengidolakan Boaz itu.
Purnama Hasan, wanita karier yang bekerja di perusahaan swasta lokal mengamini rencana pemain bernomor punggung 86 itu untuk mengasah kemampuan di liga luar negeri.
"Selain dapat bayaran yang layak dan pantas, otomatis Boaz akan mendapatkan segudang pengalaman. Nanti kalau sanksi dari FIFA sudah dicabut, kan Boaz bisa kembali ke Persipura," kata perempuan murah senyum itu.
Sejumlah pendapat senada juga disampaikan lewat media sosial terkait rencana Boaz bermain di liga liar negeri mendapat berbagai tanggapan.
"Siapa tidak kecewa, dengan semua yang terjadi terhadap Persipura dan orang Papua. Apa lagi Bochi (Boaz) yang sudah membela NKRI yang tidak punya perasaan..#ancor..#," kata Caroline Anita Roempoembo dalam akun Facebook-nya.
Sedangkan, Echi Hana dalam akun Facebook-nya mengatakan sumber daya alam Papua dikeruk sampai habis tetapi sumber daya manusianya tidak diberikan porsi sesuai kemampuannya.
"Intinya Papua di anak tirikan cuma sumber daya alamnya saja yang mereka mau ambil tapi sumber daya manusianya hitung jari, jadi yang dibilang kk Bochi (Boaz) memang saya setuju sekali kakak," tulisnya.