Senin 01 Jun 2015 02:26 WIB

Perokok Indonesia 10 Kali Lipat Penduduk Singapura

Rep: C14/ Red: Yudha Manggala P Putra
Kampanye anti-rokok
Foto: Republika/Yasin Habibi
Kampanye anti-rokok

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setiap tanggal 31 Mei, diperingati Hari Tanpa Tembakau Sedunia (HTTS). Sebagai salah satu negara dengan jumlah konsumsi rokok terbesar di dunia, Indonesia masih memiliki potensi dampak rokok terburuk.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan Tjandra Yoga Aditama menuturkan, jumlah perokok aktif berusia 10 tahun ke atas, yakni 58.750.592 orang. Data hingga tahun 2013 tersebut, lanjut Tjandra, terdiri atas 56.860.457 orang perokok pria dan 1.890.135 orang perokok wanita.

"(Jumlah perokok di Indonesia) lebih dari sepuluh kali lipat seluruh penduduk Singapura," kata Tjandrra Yoga Aditama, Ahad (31/5) dalam pesan singkat yang diterima Republika.

Tjandra memerinci lebih jauh. Menurut penelitian yang dilakukan Balitbang Kemenkes, setiap hari tidak kurang dari 600 juta batang rokok diisap oleh rakyat Indonesia. Maka, lebih dari 225 miliar batang rokok dibakar per tahun untuk menghasilkan paparan yang merugikan kesehatan manusia.

"Kalau satu batang rokok dianggap saja harganya Rp 1.000, maka setiap tahun uang yang dibakar sebagai asap rokok adalah lebih dari Rp 225 triliun," sambung Tjandra.

Padahal, tegas Tjandra, patut diketahui bahwa asap rokok mengandung sekira empat ribu bahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Setidak-tidaknya, ada 25 penyakit yang bisa dihasilkan dari paparan asap rokok.

Lantas bagaimana tren merokok di Indonesia? Tjandra cenderung pesimistis dalam hal ini. Dijelaskannya, ada kenaikan jumlah perokok di Indonesia. "Kalau dilihat tren atau kecenderungan, maka memang ada kenaikan jumlah perokok di Indonesia," ucap dia.

Selain perokok aktif, lanjut Tjandra, masih sangat banyak jumlah perokok pasif, yang didominasi anak-anak atau juga remaja. Mereka, meskipun tidak merokok, tetap menderita dampak buruk dari paparan asap tembakau karena orang-orang di sekitarnya. "Jumlah perokok pasif pada anak-anak kita adalah lebih dari 40 juta anak," tegas Tjandra.

Angka tersebut diperincinya, yakni untuk kelompok usia nol sampai empat tahun, terdapat perokok pasif sebanyak 12,6 juta orang. Untuk kelompok usia lima sampai sembilan tahun, sebanyak 14,7 juta orang perokok pasif. Sementara, untuk kelompok anak-anak usia 10-14 tahun, ada 14,6 juta anak yang terpapar sebagai perokok pasif.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement