Senin 01 Jun 2015 02:56 WIB

Turunnya Daya Beli Masyarakat Berimbas ke Industri Tekstil

Rep: C91/ Red: Yudha Manggala P Putra
Pertumbuhan Tekstil dan Produk Tekstil: Karyawan merapikan kain lokal yang dijual di salah satu tokoh di Pasar Mayestik, Jakarta, Kamis (29/1).(Republika/ Yasin Habibi)
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Pertumbuhan Tekstil dan Produk Tekstil: Karyawan merapikan kain lokal yang dijual di salah satu tokoh di Pasar Mayestik, Jakarta, Kamis (29/1).(Republika/ Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Melambatnya pertumbuhan ekonomi nasional membawa banyak dampak. Salah satunya, terjadi pemutusan kontrak kerja karyawan atau PHK di berbagai perusahaan.

Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia(API), Ade Sudrajat, mengatakan kondisi tersebut dipengaruhi oleh menguatnya dolar dan turunnya harga minyak dunia.

"Di 2014 pertengahan, ekonomi Amerika membaik sehingga dolar yang tersebar di seluruh dunia mulai masuk ke kandangnya. Kemudian berbarengan pula dengan harga minyak yang menurun di bawah 50 dolar," jelasnya kepada Republika, Ahad (31/5).

Ia menjelaskan, keadaan itu membuat manufaktur di dunia pun turut menurun. Tak terkecuali manufaktur Cina yang paling besar, sehingga berimbas ke Indonesia.

Menurutnya kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia juga membuat masyarakat protes karena harus keluar dari zona nyaman.

"Kebiasaan kita selama 45 tahun harga minyaknya dipatok, sedangkan subsidinya naik turun itu mempengaruhi APBN (Anggaran Pendapatan Belanja Negara), sehingga nggak ada infrastruktur yang berkembang pesat," jelas Ade.

Ia menambahkan, kenaikan harga minyak membuat harga sembako tak terkendal pula, sebab pemerintah  belum dapat menjaga kestabilan harga sembako. Ade menegaskan, hal itu menyebabkan daya beli masyarakat turun.

"Masyarakat lebih memilih barang-barang prioritas seperti makanan dan sekolah, dan sebagian punya kewajiban-kewajibanyang harus dipenuhi, seperti cicilan motor dan rumah," tuturnya. Baginya karena itulah, beberapa industri menurun, termasuk tekstil.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement