REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Sebuah maskapai penerbangan Amerika Serikat dikabarkan telah melakukan diskriminasi terhadap seorang wanita Muslim. Diskriminasi itu berupa penolakan pramugari memberikan minuman soda kaleng yang belum dibuka karena diduga bisa digunakan sebagai senjata.
Hal itu dialami gadis berjilbab Tahera Ahmad. Ia melakukan perjalanan dengan United Airlines dari Chicago ke Washington DC, Sabtu (30/5) waktu setempat. Saat itu pramugari menolak memberikan kaleng soda yang belum dibuka sementara penumpang lain bisa mendapatkannya.
Ketika Tahera meminta penjelasan, ia diberitahu hal itu dilakukan untuk alasan keamanan. Mahasiswa yang juga ustadzah tersebut memposting hal yang dialaminya tersebut ke akun media sosial.
"Saya tidak bisa tidak menangis di pesawat ini karena saya pikir orang-orang akan membela saya dan mengatakan sesuatu," tulisnya di akun facebook dikutip dari Aljazirah edisi Ahad (31/5).
Kedua petugas yang terlibat dan pilot pesawat itu kemudian meminta maaf atas insiden tersebut. Dalam sebuah pernyataan maskapai tersebut Sabtu (30/5) malam, mereka mengatakan telah terjadi kesalahpahaman mengenai sekaleng diet soda. Mereka mengaku telah mencoba beberapa kali untuk mengakomodasi permintaan Tahera.
"Awak pesawat bertemu dengan nyonya Ahmad setelah penerbangan tiba di Washington untuk memberikan bantuan dan membahas lebih lanjut masalah ini," kata pernyataan tersebut.
Sayangnya, postingan Taherah tersebut telah memicu kemarahan di media sosial. Menurut situs analisis Topsy, muncul permintaan memboikot maskapai dengan puluhan ribu tagar di Twitter. Cerita tersebut juga banyak dibagikan di Facebook.