REPUBLIKA.CO.ID,DAMMAM -- Ledakan di Masjid Al-Anoud, Damman, Arab Saudi, Jumat (29/5) lalu diharapkan tidak mengurangi persatuan antarumat Islam. Lantaran masjid yang mampu menampung 7.000 jamaah itu lambang persatuan Islam.
Dilansir dari Onislam, Senin (1/6) Masjid Al-Anoud didirikan pada tahun 1980. Meski Imam Masjid Al-Anoud adalah orang Syiah, namun kaum Sunni dan golongan apapun kerap shalat disana juga.
Masjid Al-Anoud dipimpin oleh Ali Al- Nasser. Sebagai pengelola masjid, Ali berprinsip bahwa masjid sebagai rumah Allah yang siap melindungi semua umat Islam. Sekaligus juga mengembalikan hubungan, konvergensi, dan persaudaraan sesama umat Islam.
“Setiap hari jumat masjid ini sangat penuh dan sesak olah jamaah Islam Sunni dan Syiah. Masjid Al-Anoud dipandang sebagai masjid terkemuka yang merangkul semua perbedaan menjadi satu,” kata Nasser.
Nasser dalam setiap khotbahnya selalu menolak kekerasan dan teorisme yang mengatasnamakan agama Islam. Ia pun mengingatkan bahwa bom yang ditaruh di depan pintu Masjid Al-Anoud tersebut ditujukan untuk memecah belah nasionalisme umat muslim yang mencintai kedamaian.