Senin 01 Jun 2015 10:04 WIB

Harga Wol Australia Meningkat Meski Volume Penjualan Turun

Red:
Harga wol meningkat, terutama wol dari jenis bulu yang lebih berat.
Foto: abc news
Harga wol meningkat, terutama wol dari jenis bulu yang lebih berat.

REPUBLIKA.CO.ID, TASMANIA -- Lonjakan harga wol yang terjadi pada pekan terakhir bulai Mei 2015. Kenaikan ini terjadi bertepatan dengan acara tahunan domba tradisional di Tasmania, yang diberi nama Campbell Town Show.

Salah satu penjual wol, Roberts Alistair Calvert mengatakan tingkat kepercayaan kepada pasar wol saat ini meningkat hingga 70 sen. Nilai ini tertinggi dalam empat tahun terakhir, meskipun volume penjualan masih rendah. 

"Peningkatan selama enam minggu terakhir telah disambut dengan baik, tapi mungkin dipertanyakan seberapa lama hal ini bisa bertahan," katanya baru-baru ini.

"Seperti hal lainnya, kami tidak ingin kondisi ini berbalik arah terlalu cepat, karena pasti akan mencapai posisi terendahnya kembali."

Tahun ini. pemenang bulu yang dianggap paling mahal dalam dalam acara tahunan domba ini adalah Frank Chester dari Leake Lake, Tasmania.

Ia mengaku senang bahwa harga wol sedang meningkat, tapi ia berharap hal ini pun bisa dialami oleh para produsen yang membuat wol dengan bahan yang lebih halus.

"Semua orang mencari bulu domba yang berat dan kuat, jadi ini semua pada akhirnya memang akan tergantung oleh permintaan itu sendiri."

Bridgit Walch, salah satu panitia dari acara tersebut telah mengajak para relawan untuk merajut wol untuk kemudian menutupi beberapa pohon yang berada di jalan raya Midlands, Tasmania.

Upayanya ini adalah bagian untuk mempromosikan acara tahunan domba, sekaligus produk wol asal Tasmania.

"Proyek ini menjadi penting bagi masyarakat, dan untuk memberikan sentuhan yang berbeda, tapi juga tetap memfokuskan poada wol."

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement