REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah menteri di Kabinet Kerja Pemerintahan Jokowi-JK, disebut-sebut akan di-reshuffle. Menurut juru bicara Partai Demokrat, Ruhut Sitompul berpendapat, salah satu pembantu presiden yang layak diganti adalah Menteri ESDM, Sudirman Said.
Sudirman disebut Ruhut terlalu banyak berpolemik serta melakukan politisasi. "Saya pernah bilang ke Presiden Jokowi kalau Sudirman Said harus di-reshuffle," tegas Ruhut dalam diskusi bertema 'Tata Kelola Energi di Era Jokowi-JK, di Jakarta Selatan, Ahad (31/5).
Contoh aksi Sudirman yang jelas merugikan Jokowi salah satunya yakni kunjungan Sudirman ke Singapura tanpa sepengetahuan Jokowi. Terlebih Sudirman menikmati fasilitas jet pribadi dari Petral. "Terbukti kan, dia naik private jet yang dibongkar Pak Yusri Usman (pengamat energi)," ucap dia.
Selain itu, menurut Ruhut, Sudirman bersama dengan Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Migas, Faisal Basri melakukan politisasi atas pembubaran Petral PES. Di era kepemimpinan SBY, sambung Ruhut, soal pembubaran Petra PES sangat hati-hati.
"Pak SBY pernah menjadi menteri ESDM. Ibarat menarik benang dalam tepung beliau hati-hati. Waktu itu dia berkoordinasi dengan Wapres Boediono, Menseskab Sudi Silalahi dan Dirut Pertamina Karen Agustiawan soal pembubaran Petral PES," paparnya.