Oleh: Abdillah Onim, Relawan Indonesia di Gaza, Palestina
REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Kapal Mavimarmara yang kami tumpangi kini sudah diambil alih kemudi, sudah dikuasai oleh militer zionis Israel. Kapal Mavimarmara berubah arah bukan ke Gaza akan tetapi diarahkan ke pelabuhan Israel bernama pelabuhan Ashdood.
Selanjutnya semua relawan di jebloskan penjara zionis Israel, termasuk saya. Satu hari penuh kami di tahan di dalam penjara Israel, dan malamnya kami dideportasi ke Amman, Yordania. Selama berada di Amman, memang tidak ada niatan untuk kembali ke Indonesia.
Kami berusaha mengurus visa Mesir agar dapat masuk ke Gaza melalui pintu Rafah. Alhamdulillah kurang dari 1 bulan kemudian kami berhasil masuk ke Gaza melalui pintu perlintasan Rafah.
Buah dari tragedi tragedi kapal Mavimarmara, Hidup, mati, jodoh, dan Rezki adalah ditangan Allah SWT, Dialah yang menentukan. Kini saya hidup bersama warga Gaza, diberi jodoh oleh Allah SWT yaitu menikah dengan Muslimah Gaza (Hafidzoh), menetap di Gaza.
Alhamdulillah dari pernikahan kami dikaruniai dua anak yang pertama diberi Nama Marwiyah Fillind (Filistin Indonesia). Sedangkan Marwiyah adalah Nama ibu saya tercinta), yang kedua adalah Ismail Nusantara (Ismail Nama almarhum.
Ayah saya tercinta, Rahimallahu ya rob, ayah saya wafat di saat saya berada di Gaza Palestina dalam rangka mengurus durat tanah untuk Rumah Sakit Indonesia di Gaza.
Lima tahun sudah tragedi Mavimarmara berlalu. Pada Kamis 30 Mei 2015 tepatnya di pelabuhan Gaza, ratusan warga Gaza memadati pelabuhan Gaza dalam rangka memperingati lima tahun tragedi berdarah kapal Mavimarmara.
Peringatan tsb di selenggarakan oleh IHH Turkey Cabang Gaza Palestina dan di hadiri oleh para pejabat Palestina, sumua faksi ikut hadir termasuk bang Onim bersama istri dan ke dua anaknya.
Pada kesempatan yang bahagia ini, saya mengimbau dan mengajak kepada semua faksi baik Hamas maupun Fatah, marilah kita bersatu karena tanah Palestina ini tidak hanya milik Hamas atau tidak hanya milik Mahmoud Abbas akan tetapi milik rakyat Palestina.
Intinya, berjuang di jalan Allah swt tidak selamanya menempuh jalan mulus, pasti menghadapi cobaan dan rintangan, berproses. selama niat kita bersih dan iklas karena Allah SWT. Insya Allah bakal dimudahkan oleh Allah SWT. Mustahil dan sulit bagi manusia, tidak bagi Allah SWT.
Dalam berjuang memperjuangkan kebenaran dan menegakkan kalimat Allah SWT di muka bumi, yang harus kita tanamkan dalam benak dan jiwa kita salah satunya adalah niat bersih iklas karena Allah SWT. kedepankan amanah, satukan tujuan dan rapatkan barisan harus kompak jangan terpecah-belah, otak, dan hati harus selalu bersih. Tujuannya hidupnya bukan dunia, tetap sabar dijalan Allah SWT dan perlu kita ketahui bahwa doa dan saling mendoakan adalah senjata yang paling ampuh.
Dengan demikian jangan pernah bosan untuk saling mendoakan, mendoakan rakyat Gaza Palestina khususnya kiblat pertama umat Islam dunia masjid Al-Aqsha Almubarok. Semoga Allah SWT tetap menjaga kesucian Masjid Al-Aqsha dan terbebasnya tanah Palestina dari jajahan zionis Israel. Amin.