REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panitia seleksi (Pansel) KPK bakal melibatkan ormas-ormas Islam seperti Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah dalam mencari calon pimpinan (capim) KPK. Juru Bicara Pansel KPK Betti Alisjahbana mengatakan, timnya sengaja merangkul ormas-ormas Islam untuk mendorong calon potensial agar mendaftarkan diri dalam seleksi capim KPK.
"Biasanya orang yang bisa meyakinkan kan orang yang kenal baik. Jadi kita merangkul pihak-pihak tersebut," katanya, Senin (1/6).
Tak hanya ormas Islam, Betti melanjutkan, Pansel juga akan melibatkan Forum Pemred dan lembaga-lembaga lain yang dianggap mampu mendorong orang yang memenuhi syarat untuk mendaftar.
Menurut Betti, saat ini Pansel masih dalam tahap mengumpulkan nama-nama yang dianggap potensial sekaligus pihak lain yang akan dilibatkan. Rencananya, Pansel akan mulai memanggil mereka pekan depan.
Sebelumnya, Betti mengakui saat ini publik ragu untuk mendaftarkan diri sebagai calon pimpinan KPK. Dia menilai, tantangan berat yang akan dihadapi lembaga anti korupsi tersebut ke depan menjadi pemicunya. Terlebih, publik juga khawatir akan menjadi korban kriminalisasi, seperti yang telah terjadi pada dua pimpinan KPK sebelumnya.
Oleh karenanya, Betti melanjutkan, Pansel sedang berusaha agar ada kebijakan yang membuat calon potensial tak takut dengan ancaman kriminalisasi. Misalnya, kata dia, KPK mengusulkan dibuat semacam kesepakatan lembaga yang melakukan penelusuran, yakni Polri, KPK dan PPATK, untuk tidak mengungkit hasil penelusuran.