Selasa 02 Jun 2015 07:55 WIB

Tim Ekspedisi NKRI Berangkat ke Pulau Komodo

Komodo di Taman Nasional Pulau Komodo
Foto: REALWONDEROFTHEWORLD.COM
Komodo di Taman Nasional Pulau Komodo

REPUBLIKA.CO.ID, LABUAN BAJO -- Ratusan anggota, baik dari kalangan peneliti, akademisi, TNI serta Polri, dari tim Ekspedisi NKRI Koridor Kepulauan Nusa Tenggara 2015 berangkat ke Pulau Komodo dari Labuan Bajo dengan menggunakan KMP Cakalang II.

"Perjalanan ini dilaksanakan untuk menyegarkan kembali fisik dan pikiran para anggota tim setelah empat bulan melakukan ekspedisi," kata Kepala Tim Media Ekspedisi NKRI Mayor Inf. Ahmad Munir kepada Antara di atas kapal penyeberangan, Labuan Bajo, Selasa (2/6).

Kapal meninggalkan pelabuhan Labuan Bajo pada pukul 08.00 WITA dan perjalanan ke Pulau Komodo sendiri diperkirakan memakan waktu empat jam. Tim yang mengikuti perjalanan ke Pulau Komodo, pada Selasa, berasal dari tiga sub koordinator wilayah (subkorwil) yaitu Subkorwil-1/Karangasem, Subkorwil-2/Lombok Timur serta Subkorwil-4/Bima.

"Sebenarnya ada delapan subkorwil dalam ekspedisi ini. Lima subkorwil lainnya juga akan berangkat ke Pulau Komodo, namun di hari yang berbeda," ujar Munir.

Ekspedisi NKRI Koridor Kepulauan Nusa Tenggara sendiri sudah mendekati akhir sejak dimulai pada 5 Februari 2015. Sementara penutupan akan dilakukan pada 6 Juni 2015, sekaligus pengumuman hasil ekspedisi oleh Komandan Ekspedisi, Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (Danjen Kopassus) Mayjen TNI Doni Monardo.

Kegiatan Ekspedisi NKRI Kepulauan Nusa Tenggara, yang meliputi wilayah Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tengara Timur, melibatkan 1.227 personel, terdiri dari berbagai elemen bangsa, dari TNI, Polri, para peneliti, mahasiswa (akademisi), pemerintah daerah dan masyarakat.

Ekspedisi dibagi menjadi delapan wilayah yang disebut subkorwil, yaitu Subkorwil-1/Karangasem, Subkorwil-2/Lombok Timur ,Subkorwil- 3/Sumbawa, Subkorwil-4 Bima, Subkorwil-5/Sumba Barat Daya, Subkorwil- 6/Ende, Subkorwil -7/Alor, Subkorwil -8/Belu.

Secara umum, kegiatan ini dilakukan untuk mendata kerusakan hutan, menggali sumber daya mineral, mendata flora dan fauna yang endemik/hampir punah, mendata potensi bencana serta mendalami sosial budaya daerah terpencil dan terisolir.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement