REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Untuk meringankan beban bisnis, Malaysia Airlines akan melakukan setel ulang rencana bisnis dengan merumahkan 6.000 karyawan mereka untuk tetap bisa bertahan di industri penerbangan.
CEO baru Malaysia Airlines Christoph Mueller merencanakan hanya akan menyediakan tempat bagi 14 ribu pekerja dari 20 ribu pekerja saat ini. Pria asal Jerman yang dikenal dengan julukan The Terminator di industri penerbangan ini tidak menjelaskan lebih lanjut rencana itu.
Di bawah kepemimpinan Mueller, Malaysia Airlines akan menampilkan citra baru pada 1 September mendatang pasca musibah yang menerpa mereka sepanjang 2014, demikian dilansir AFP, Senin (1/6).
Tragedi hilangnya MH370 dengan 239 penumpang tanpa kabar hingga saat ini disusul penembakan MH17 empat bulan kemudian di Ukraina dinilai para analis menunjukkan buruknya manajemen maskapai pelat merah Malaysia itu.
Pengumuman rencana bisnis yang dirilis pada Senin (1/6) itu diharapkan bisa menghentikan 'pendarahan' Malaysia Airlines pada 2015 ini, stabil tahun depan dan mulai kembali tumbuh pada 2017.
Maskapai ini juga berencana akan menghapus rute penerbangan jauh ke Eropa yang tidak menguntungkan dan fokus pada regional.
Revitalisasi juga akan dilakukan di teknologi, pelatihan SDM dan operasional bisnis.
Mueller juga mengatakan tiket Malaysia Airlines juga 20 persen lebih mahal dari rival-rivalnya yang jadi beban tidak kompetitif.