Selasa 02 Jun 2015 09:44 WIB

Hati-Hati, Jajanan Siswa Mengandung Boraks

Rep: Edy Setiyoko/ Red: Erik Purnama Putra
Petugas mengetes jajanan siswa yang mengandung bahan berbahaya, seperti boraks dan formalin.
Foto: Antara
Petugas mengetes jajanan siswa yang mengandung bahan berbahaya, seperti boraks dan formalin.

REPUBLIKA.CO.ID, KLATEN -- Informasi ini penting bagi siswa sekolah saat memilih makanan yang dijajakan di sekitar sekolah. Soalnya, banyak menu yang kurang sehat. Malah, mengandung zat kimia berbahaya bagi kesehatan.

Tim gabungan kecil diterjunkan ke lapangan untuk mengambil sampel jajanan yang dijual pedagang asong di SDN 1 Desa Paseban, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten. Tim menemukan sejumlah makanan yang mengadung zat kimia yang berbahaya bagi kesehatan.

Menurut Kepala Puskesmas Bayat, Wahyu Ciptadi, tim gabungan telah melakukan rapid test pada beberapa sampel makanan. Ternyata ada jajanan berupa bernama Cilok yang mengandung boraks. Termasuk krupuk pedas mengandung Rhodamin-B. Kedua makanan ini mengandung zat yang berbahaya bagi kesehatan.

Menurut Wahyu, kandungan borak pada jajanan Cilok yang berbahan dasar tepung. Kandungan borak yang membuat Cilok menjadi kenyal, awet tahan lama. Sedang kandungan Rhodamin-B pada kerupuk pedas biasa digunakan sebagai zat pewarna. Biasanya, zat pewarna tekstil yang digunakan.

tekstil.

Malah, pedagang juga menggunakan menu tambahan berupa saos pada Cilok. "Bahan ini bisa menimbulkan efek buruk, bila terus menerus dikonsumsi secara berlebihan. Bisa jadi, bila lama kelamaan menyebabkan timbulnya kanker," kata Wahyu.

Tim gabungan yang diterjunkan, juga menemukan jajanan serupa di SDN lain. Hampir setiap sekolah terdapat pedagang yang menjual jajanan tidak sehat. pedagang selalu berpindah tempat menjajakan makanan saat istirakat, atau jam olahraga.

Menurut Wahyu, persoalan peredaran jajanan yang tidak sehat menjadi maslaah bersama. Jika pemerintah daerah segera bertindak, harus dilakukan secara lintas sektoral. Paling tidak, ada edukasi kepada siswa, guru, orangtua, termasuk pedagang jajanan.

Paling ideal, kata dia, pihak sekolah menyediakan kantin. Sehingga menu jajanan yang dijual bisa terkontrol dari sisi kesehatan. Kalau ini bisa dilakukan, bisa menimbulkan kesan tertib dan keamanan sekolah. Minimal siswa tidak keliaran saat jam istirahat.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement