REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dedengkot Jaringan Islam Liberal (JIL) Ulil Absar Abdalla menyerang pemerintah Arab Saudi. Itu lantaran paham Wahabi yang disebarkan sangat bertentangan dengan ajaran Islam moderat.
"Saudi ingin menjadikan situs2 yg menandai kelahiran Wahabisme di Diriyya sbg tujuan turisme. Sementara situs2 dari zaman Nabi dihancurkan!" katanya melalui akun Twitter, @ulil.
Dia menyinggung soal pelarangan bagi pengikut Wahabi yang menyebut Nabi Muhammad Saw, dengan tambahan 'sayyidina'. Nyatanya, setiap Raja Saudi malah diberi panggilan khusus 'jalalat al Malik.
"Ajaran Wahabi melarang menyebut Nabi Muhammad dg panggilan kehormatan 'sayyidina'. Tp menyebut Raja Saudi dg panggilan 'Jalalat al-Malik'," sentil Ulil.
Dia pun mengkritik ulama Arab Saudi yang masih terus berupaya untuk menghancurkan makam Nabi Muhammad. Alasannya, makam Nabi Muhammad dianggap berbahaya lantaran berpotensi menjadi tempat yang dikultuskan. "
"Hingga sekarang masih ada ulama Wahabi di Saudi yg ingin menghancurkan makam Rasul krn dianggap sbg pusat kemusyrikan," katanya.
Ulil juga mempertanyakan, mengapa ulama Arab Saudi menganggap bahaya ajaran Syiah lebih besar ketimbang gerakan Zionis Isral. "Bagi ulama2 Wahabi, bahaya Syiah lebih besar daripada Israel yg menduduki tanah Palestina."