REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama telah mengingatkan agar Myanmar harus serius dalam menangani masalah pengusiran etnis Rohingya. Menurut dia, Myanmar harus memperlakukan Rohingya sebagaimana mestinya, jika ingin berhasil dalam proses transisi ke demokrasi.
Obama yang berbicara kepada sekelompok pemuda Asia, yang diundang ke Gedung Putih pada Senin (1/6), mengatakan, AS akan fokus untuk memastikan ikut memperhatikan masalah Rohingya. Aljazeera melaporkan, pemerintah Myanmar tidak mengakui Rohingya, yang membuat sebagian besar migran yang terlibat dalam krisis saat ini, sebagai kelompok etnis.
Alasan Myanmar adalah etnis minoritas Muslim tersebut benar-benar merupakan warga Bangladesh. Adapun, pemerintah Bangladesh juga tidak mengakui mereka sebagai warga negara.
Menurut Human Rights Watch, etnis Rohingya, yang telah tinggal di Myanmar selama beberapa generasi, adalah korban dari pembersihan etnis yang sedang berlangsung.
Sebelumnya pada hari itu, Asisten Menlu AS untuk penduduk, migrasi, dan pengungsi Anne Richard mengatakan, pengungsi Rohingya harus diakui sebagai warga negara Myanmar. "Jawaban untuk masalah ini adalah perdamaian dan stabilitas dan kewarganegaraan untuk Rohingya di negara bagian Rakhine, dan itu adalah solusinya," katanya di akhir kunjungan tiga hari ke Malaysia.