Selasa 02 Jun 2015 15:54 WIB

Banten Gelar Operasi Penyakit Masyarakat Jelang Puasa

Anggota polisi menunjukkan barang bukti hasil operasi Penyakit Masyarakat (Pekat) berupa minuman keras.
Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Anggota polisi menunjukkan barang bukti hasil operasi Penyakit Masyarakat (Pekat) berupa minuman keras.

REPUBLIKA.CO.ID, SERANG -- Kepolisian Daerah (Polda) Banten mengintensifkan pengawasan barang-barang subsidi serta operasi penyakit masyarakat (Pekat) menjelang puasa Ramadhan.

Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Banten Brigjen Pol Boy Rafli Amar mengatakan, pihaknya meningkatkan pengawasan barang-barang atau makanan yang dikhawatirkan sudah kadaluarsa namun masih tetap beredar, serta segala bentuk penyakit-penyakit masyarakat seperti minuman keras, perjudian serta pengamanan lokasi-lokasi yang akan dipakai untuk kegiatan ibadah.

"Kita sebenarnya sudah berjalan Ya. Karena kebetulan ini juga program seratus hari Kapolri," kata Kapolda.

Menurut dia, program seratus hari Kapolri tersebut diantaranya mengintensifkan pengawasan barang-barang ilegal, barang subsidi seperti BBM, pupuk dan juga beras.

"Untuk Banten ini fokus pada pengawasan penyalahgunaan BBM bersubsidi. Contohnya industri-industri yang menggunakan BBM subsidi yang seharusnya untuk masyarakat," kata Kapolda Banten.

Ia mengakui di Banten rawan penyalahgunaan Bahan Bakar Minyak (BBM), terutama dipakai untuk industri-industri. Sehingga pengawasan penyalahgunaan BBM tersebut menjadi salah satu fokus pengawasan pihak kepolisian.

Sementara itu Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Mashuri mengatakan, menjelang puasa Ramadhan Disperidag Banten juga melakukan pemantauan ke sejumlah pasar terkait ketersediaan kebutuhan pokok dan pengawasan barang-barang yang dikhawatirkan kadaluarsa, namun masih beredar di pasaran.

Pemantauan dilakukan dalam upaya mengantisipasi kekurangan pasokan barang kebutuhan pokok di pasaran menjelang puasa Ramadhan dan Idul Fitri. "Memang biasanya menjelang puasa dan lebaran itu, kebutuhan meningkat terutama daging, sayuran dan kacang-kacangan," kata Mashuri.

Ia mengakui untuk kebutuhan daging, bawang dan cabai di Banten masih kekurangan karena meningkatnya permintaan. Sehingga untuk dua bulan kedepan dibutuhkan tambahan pasokan daging, bawang, cabai dan kacang-kacangan karena kemungkinan meningkatnya permintaan dibanding hari biasanya.

"Kalau untuk ketersediaan beras sudah cukup aman, hanya beberapa komoditi saja yang kurang," kata Mashuri.

Sedangkan untuk kepastian harga kebutuhan pokok, kata dia, sebelum lebaran pemerintah pusat akan menyampaikan standar harga pasar untuk beberapa komoditi tertentu.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement