Selasa 02 Jun 2015 19:02 WIB

Gerakan Ayo Mondok Perkenalkan NIlai-Nilai Pesantren

Rep: c28/ Red: Agung Sasongko
para santri asal Nuu Waar (Papua) yang tengah menimba ilmu di Pesantren Nuu Waar Bekasi, Jawa Barat
Foto: foto: damanhuri zuhri/republika
para santri asal Nuu Waar (Papua) yang tengah menimba ilmu di Pesantren Nuu Waar Bekasi, Jawa Barat

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rabitah Ma’ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMI-NU), Miftah Faqih mengatakan, gerakan AyO Mondok akan memperkenalkan lebih jauh bagi mereka yang belum mengenal jauh pesantren. “Kita memperkenalkan pesantren demikian loh, memiliki tradisi demikian, ada ta’lim,  tartib, hidup tertib, dengan sistem tepat waktu, ada internalisasi nilai, bagaimana para santri beradab, dan lain sebagainya” jelas Miftah, Selasa (2/6).

Miftah menyampaikan, Gerakan Nasional Ayo Mondok sebuah kepedulian di kalangan pesantren yang tergabung dalam Rabitah Ma’ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMI-NU). Asosiasi itulah menata internal pesantren dengan system yang baik. Mengatur sarana dan prasarana, dan beragam kekurangan bagi pesantren tersebut.

“Di sinilah pemerintah harus melihat,  dengan segala kekuranganya pesantren memiliki peran besar untuk bangsa ini.” katanya.

Dengan menimba ilmu di pesantren, membuka cakrawala dirinya sebagai uswah khasanah di hadapan bangsa ini. “Selain itu memunculkan tradisi kebiasaan pesantren untuk kehidupan sehiri-hari. Berperilaku baik dan berakhlak” Jelasnya.

Miftah menyampaikan, para santri harus selalu meneladani sifat nabi yang dipesankan dari hadits “Innama bu'itstu liutammima makarimal akhlak (alhadits)  Sesungguhnya saya (Muhammad) diutus untuk menyempurnakan akhlak mulia.” Pesan Miftah .

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement