Rabu 03 Jun 2015 00:40 WIB

Kejutan, Blatter Putuskan Mundur Sebagai Presiden FIFA

Sepp Blatter mengacungkan jempol usai terpilih kembali sebagai presiden FIFA dalam Kongres FIFA ke-65 di Hallenstadion, Zurich, Swiss, Jumat (29/5).
Foto: AP
Sepp Blatter mengacungkan jempol usai terpilih kembali sebagai presiden FIFA dalam Kongres FIFA ke-65 di Hallenstadion, Zurich, Swiss, Jumat (29/5).

REPUBLIKA.CO.ID, ZURICH--Sepp Blatter mengumumkan pengunduran dirinya lewat konferensi pers di Zurich pada Selasa (2/6) petang waktu setempat. Keputusan ini diambil enam hari setelah FBI menahan beberapa pejabat FIFA.

Blatter terpilih kembali akhir pekan lalu setelah rivalnya Pangeran Ali bin Al Hussein mundur arena kalah telak pada putaran pertama. Namun Blatter kemudian mengumumkan pengunduran dirinya pada Selasa, empat hari setelah terpilih menjadi presiden FIFA periode kelima.

"Saya telah melihat lebih dalam tentang kepresidenan saya dan sekitar empat puluh tahun di mana hidup saya telah terikat pada FIFA dan olahraga besar sepak bola," kata dia seperti dikutip Eurosport.

"Saya menghargai FIFA lebih dari apa pun dan saya ingin hanya melakukan apa yang terbaik bagi FIFA dan sepak bola. Saya merasa terdorong untuk berdiri untuk pemilihan kembali, karena saya percaya bahwa ini adalah hal terbaik bagi organisasi. Pemilu telah usai lebih tapi tantangan FIFA tidak."

Blatter mengatakan FIFA butuh perbaikan yang mendalam. Meskipun memiliki mandat dari anggota FIFA, Blatter merasa bahwa ia tidak memiliki kepercayaan dari seluruh dunia sepak bola yakni fan, para pemain, klub, orang-orang yang hidup, bernapas dan cinta sepak bola. Itu sebabnya ia memutuskan untuk mundur.

"Saya telah memutuskan untuk meletakkan mandat saya pada kongres pemilihan luar biasa. Saya akan terus melaksanakan fungsi saya sebagai Presiden FIFA sampai pemilu itu," kata dia.

Blatter menegaskan terlalu lama jika menunggu Kongres FIFA selanjutnya pada 13 Mei 2016 di Meksiko City. Itu sebabnya ia memnita Komite Eksekutif (Exco) FIFA merancang Kongres Luar Biasa untuk menggelar pemilihan presiden FIFA yang baru untuk menggantikannya.

"Ini perlu dilakukan sejalan dengan Statuta FIFA dan kita harus memberikan cukup waktu untuk kandidat terbaik mempresentasikan diri mereka melalui kampanye," kata kakek berusia 79 tahun ini.

Pemilihan presiden FIFA yang baru akan berlangsung antara Desember 2015 hingga Maret 2016. Hingga saat itu, kata Blatter, ia akan berupaya melaksanakan reformasi dalam tubuh FIFA, antara lain pembatasan masa jabatan presiden dan anggota Exco, pengurangan jumlah Exco, serta pemeriksaan integritas anggota Exco yang tidak dilakukan oleh konfederasi, tapi langsung oleh FIFA.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement