REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ustaz Bachtiar Nasir memgungkapkan, acara-acara hafidz cilik di televisi telah menginspirasi banyak anak Indonesia untuk menjadi Imam Masjidil Haram. Ia optimistis Alquran dapat menjadi solusi bagi berbagai permasalahan yang dihadapi anak-anak hari ini.
"Waktu saya tanya, siapa Imam Masjidil Haram yang kamu idolakan? Mereka jawab, Muhammad Thoha, qari cilik itu," ujar Bachtiar Nasir dalam Tabligh Akbar "Kokohkan Keluarga Indonesia dengan Alquran", Selasa (2/6).
Meskipun mereka belum tahu siapa sebenarnya Imam Masjidil Haram, kata Bachtiar Nasir, azzam mereka sudah tinggi. Ia juga menambahkan, pesantren atau TPA yang menerima santri usia tujuh tahun ke bawah semakin tinggi peminatnya dari masyarakat.
Tabligh akbar yang diadakan di Masjid Istiqlal, Jakarta tersebut juga menampilkan seorang hafidz cilik usia 6 tahun, Hilya. Bocah yang hafal 18 juz itu begitu fasih melantunkan ayat-ayat Alquran dan menerima tantangan dari para jamaah.
Orang tua Hilya mengisahkan, sejak dini mereka telah mengajari Hilya untuk menghafal Alquran. Ibundanya yang membiasakan Hilya menghafal setiap habis subuh. Tapi di balik itu, ayah Hilya-lah yang mendorong isterinya untuk kembali semangat menghafal dan mengajarkan pada anak-anaknya.
"Ini yang menarik untuk diketahui oleh jamaah. Tidak hanya ada ibu, tapi juga peran ayah. Ayah sebagai kepala keluarga memiliki tanggung jawab untuk membimbing anggota keluarganya," ujar pengasuh Ar Rahman Quranic Learning Center (AQL) ini.