REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Komersial PT Gagas Energi Indonesia Achmad Rifa'i mengatakan, pihaknya memilih memberikan pelatihan mekanik bagi para pengemudi bajaj gas sebagai salah satu kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) karena konsumen Bahan Bakar Gas (BBG) yang paling banyak adalah bajaj gas atau bajaj biru.
"Pelatihan mekanik diberikan kepada para pengemudi bajaj gas karena jumlah bajaj gas ini semakin banyak. Mereka dilatih bagaimana mengatasi bajaj kalau mogok di jalan sebab penanganan bajaj gas dengan bajaj menggunakan BBM itu berbeda," kata Rifa'i dalam acara Pelatihan Mekanik untuk Pengemudi Bajaj Gas dalam Rangka HUT PGN ke-50 di Waduk Pluit, Jakarta, Rabu, (3/6).
Dengan diberi pelatihan, maka saat bajaj mengalami mogok, pengemudi bisa mengetahui sebabnya. Selain itu juga bisa mengatasinya sendiri karena sudah diberi pelatihan.
Bajaj dengan BBG kalau tekanan gasnya di tangki tinggi sampai 200 bar, kalau tidak ditangani dengan baik bisa berbahaya. Maka dari itu para pengemudi ini dilatih agar mereka paham bagimana cara memelihara bajaj termasuk penanganan gas agar tidak bocor.
"Kalau gas bocor akan habis keluar. Namun yang paling berbahaya kalau kumpul di suatu tempat ada kabel, listrik yang bisa menyebabkan kebakaran," ujar Rifa'i.
Namun jika bajaj dirawat dengan baik kekhawatiran tidak perlu di, ujar Rifa'i, tidak perlu khawatir jika bajaj dirawat dengan baik. Kemungkinan bajaj untuk kebakaran juga kecil sebab bajaj ini bentuknya terbuka sehingga gas akan keluar.