REPUBLIKA.CO.ID, MAGELANG -- Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin mengatakan, perayaan Waisak sekarang merupakan momentum yang semakin urgen atau memiliki tingkat revelansi yang tinggi di tengah kehidupan yang semakim pragmatis, materialistis, dan sekuler.
“Karena nilai-nilai Buddha adalah bagaimana setiap kita bisa menyebarkan darma, menyebarkan kebaikan,” kata Menag usai menghadiri puncak perayaan Waisak di Candi Borobudur, Selasa (2/6) malam dalam laman resmi Kemenag.
Terkait konflik Muslim Rohingya, yang terusir dari Myanmar yang dihuni mayoritas umat Buddha, Menag menyebut bahwa pesan yang sesungguhnya dari Buddha Gautama adalah mengedepankan nilai kemanusian, tanpa memandang suku, agama, ras, maupun golongan.
“Kita semua harus mengedepankan sisi kemanusian kita. Kita beruntung memiliki tokoh agama yang menyebarkan kedamaian. Dan Indonesia memiliki Pancasila yang mampu menjaga keutuhan kita di tengah-tengah keberagaman yang cukup besar juga," tambahnya.
Puncak perayaan Hari Raya Waisak Nasional dipusatkan di Candi Borobudur. Acara itu turut dihadiri Presiden Jokowi, Menag Lukman Hakim Saifuddin, dan Gubernur Jateng Ganjar Pramowo.
Tri Suci Waisak merupakan perayaan umat Buddha atas tiga peristiwa penting dalam keagamaan Buddha, yakni kelahiran Sidharta Gautama, Buddha mencapai pencerahan sempurna, dan wafat Sang Buddha Gautama.