REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah diingatkan untuk mulai mengelola potensi kekayaan alam sendiri. Hal itu demi mencapai kedaulatan negara dan berbangsa dalam sektor energi.
Menurut tokoh bangsa Ahmad Syafii Maarif, Indonesia sudah menghadapi keadaan krisis energi, sehingga jika tidak berhati hati-hati dalam setiap pengelolaannya akan bisa membahayakan kehidupan berbangsa. "Kekayaan kita itu sudah sampai pada titik lampu kuning," ujarnya kepada Republika, Rabu (3/6).
Mantan ketua umum PP Muhammadiyah tersebut menjelaskan, negara asing sudah menyamun sumber daya energi di Indonesia, sejak lama. Karena itu, pemerintah saat ini harus tegas dalam mengatur energi. "Karena hidup matinya bangsa kita bergantung kepada bagaimana berpolitik secara tepat dan bijak untuk ini," ujar pria yang akrab dipanggil Buya itu.
Dia mengungkapkan, banyak oknum yang bermain dan berpetualang di sektor migas, pertambangan, dan sektor kekayaan alam lainnya. Hal itu membuat bangsa ini sudah tertatih dalam menyejahterakan rakyatnya. "Oknum itu adalah anak bangsa yang tuna moral dan tuna fisik."
Bunya menambahkan, peyamun sumber daya alam Indonesia berasal dari bangsa asing dan agen domestik. Agen domestik, kata dia, adalah orang Indonesia sendiri yang bukan memiliki mental pejuang. Mereka bermental fragmatis serta tidak lagi memiliki visi dan misi keindoinesiaan, kebangsaan, dan keadilan.
"Jika tidak ada tindakan radikal dari pemerintah untuk memberantas asing dan oknum bangsa. Indonesia di kemudian hari akan gelap," prediksi Buya.