Rabu 03 Jun 2015 18:12 WIB

Bakal Ada 'Perang' Stroberi di Festival Gunung Slamet

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Bayu Hermawan
Stroberi (ilustrasi)
Foto: en.wikipedia.org
Stroberi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA -- Agenda perang buah stroberi, tomat dan sayuran, akan ikut memeriahkan kegiatan Festival Gunung Slamet (FGS) yang akan digelar Kamis (4/6) hingga Sabtu (6/6).

Perang buah dan sayuran ini, menjadi salah satu ajang untuk memamerkan produki buah stroberi, tomat dan sayuran yang dibudidayakan petani di lereng Gunung Slamet, seperti  petani dari Desa Serang, Kutabawa dan Siwarak Kecamatan Karangreja.

''Perang buah akan dilaksakanan pada Jum’at (5/6) siang pukul 14.00 – 16.00 WIB di rest area Lembah Asri Desa Serang,'' kata Ketua Panitia FGS Tridaya Kartika, Rabu (3/6).

Ia menjelaskan, pembukaan FGS akan dimulai Kamis (4/6)  pukul 07.00 WIB dengan acara pengambilan aii dari sumber mata air Sikopyah di Dusun Kaliurip Desa Serang. Air dari sumber mata air tersebut, akan diarak sejauh dua kilometer dengan pawai budaya menuju Balai Desa Serang.

''Kita mengagendakan acara ini, karena sumber mata air Sikopyah merupakan sumber mata air yang menghidupi ribuan warga masyarakat Purbalingga dan sebagian Pemalang. Melalui acara ini, kita ingin menggugah kesadaran masyarakat mengenai perlunya menjaga kelestarian  sumber mata air tersebut,'' jelasnya.

Selanjut, seusai waktu shalat Jumat, digelar pentas budaya lokal di rest area Lembah Asri. Kemudian pada Jum’at (5/6), kegiatan FSG akan diisi dengan penanaman turus gunung di jalur sumber mata air Sikopyah, pentas seni budaya lokal dan pasar rakyat di rest area Lembah Asri.

''Baru pada siang harinya, digelar perang buah stroberi, tomat, sayuran di Lembah Asri. Agenda perang buah akan menarik disaksikan, karena mirip seperti acara yang digelar di Italia,'' katanya.

Sedangkan pada hari terakhir,  Sabtu (6/6), kegiatan FSG akan diisi dengan gelar kirab budaya dan hasil bumi,  wayang kulit ruwat bumi, dan pentas seni budaya lokal.

''Pada malam harinya, mulai pukul 19.00 hingg 24.00 WIB digelar pentas seni kontemporer dan pertunjukkan dengan menampilkan lighting spektakular, sekaligus penutupan rangkaian festival,'' kata Tridaya Kartika.

Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga (Dinbudparpora) Purbalingga, Subeno,  mengungkapkan Festival Gunung Slamet yang baru pertama kali digelar ini akan menjadi agenda rutin  tahunan Pemkab Purbalingga.

''Festival ini diharapkan bisa memacu kunjungan wisatawan ke Purbalingga,'' katanya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement