Rabu 03 Jun 2015 21:39 WIB

In Picture: Menanti Panen tak Kunjung Tiba

.

Rep: Raisan Al Farisi/ Red: Yogi Ardhi Cahyadi

Sawah Kota (FOTO : Republika/Raisan Al Farisi)

Sawah Kota (FOTO : Republika/Raisan Al Farisi)

Sawah Kota (FOTO : Republika/Raisan Al Farisi)

Sawah Kota (FOTO : Republika/Raisan Al Farisi)

Sawah Kota (FOTO : Republika/Raisan Al Farisi)

Sawah Kota (FOTO : Republika/Raisan Al Farisi)

Sawah Kota (FOTO : Republika/Raisan Al Farisi)

inline

REPUBLIKA.CO.ID, Kegiatan pertanian di Kota Jakarta sudah sangat jarang ditemukan. Apatah lagi kegiatan menanam padi di pesawahan di kota metropolitan ini. Namun sebenarnya masih ada lahan persawahan produktif yang termasuk di wilayah Ibu Kota.

Adalah Micing (65) petani penggarap asal Bekasi yang menggarap lahan sawah milik sebuah perusahaan swasta di Rorotan, Jakarta Utara. Dia menjadi potret getir petani di negeri agraris ini. Tiga musim sudah, tanaman padi Micing 65 tahun tak kunjung panen. Hama Keong Mas, tikus, hingga banjir selalu membuatnya frustasi.

Namun, ia tak pernah menyerah, bahkan terik matahari pun tidak menyurutkan usaha Micing  untuk membersihkan hama keong dari tanaman padinya.  Saat terik matahari itu, Ia mengeluh "Untuk beli obat anti hama aja susah, Den. Mendingan buat isi perut," ujarnya.

Semenjak Sawah yang digarapnya tak kunjung panen, Micing memulung sampah plastik rongsokan. Sampah plastik itu kemudian dijual kepada pengepul untuk menambal kebutuhan sehari-hari nya demi perut  istri dan kelima anaknya.

Saat harga beras melambung tinggi, Micing hanya bisa gigit jari. Sawah yang ia garap selama berbulan-bulan tak bisa menghasilkan rupiah sepeserpun. Micing tidak sendirian. Ratusan petani yang menggarap lahan di kawasan ini merasakan derita yang sama. Gagal panen.

Di kawasan persawahan di kawasan Rorotan Kecamatan Cilincing Jakarta Utara terdapat sekitar 400 hektar lahan sawah yang termasuk wilayah Ibu Kota. Berada di wilayah kota metropolitan tidak memberikan keistimewaan khusus bagi para petani pemilik maupun penggarap di negeri ini. Tetap terpinggirkan.n Ed: yogi ardhi

sumber : Republika Foto
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement