Rabu 03 Jun 2015 02:24 WIB

Mengapa Kegaduhan Politik Era Jokowi tak Kunjung Usai?

Presiden Jokowi.
Foto: Antara
Presiden Jokowi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kegaduhan politik tampaknya terus berlangsung, baik sebelum, pada hari-H, maupun pasca-Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden 2014.

Setelah Pilpres 2014, banyak kontroversi yang membuat suhu politik lebih menghangat, mulai dari pencalonan Kepala Kepolisian RI Komjen Budi Gunawan hingga keputusan Menkumham Yasonna Laoly tentang dualisme kepemimpinan di dua partai politik serta kisruh antara KPK dan Polri.

Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan disebut-sebut sebagai penyebab kegaduhan politik di Indonesia belakangan ini. Menurut pengamat politik Populi Center Nico Harjanto, "Dalam konteks kegaduhan politik sekarang ini, PDI Perjuangan memiliki peran paling besar."

Dugaan itu bukan tanpa alasan, dalam sebuah diskusi, dia mengemukakan beberapa tindakan PDI Perjuangan yang menyulut kegaduhan politik saat ini.

Pertama, ketika PDI Perjuangan terlihat kencang sekali mendukung Komjen Budi Gunawan sebagai Kapolri. Padahal, kata dia, publik ingat betul bahwa BG memiliki rekam jejak kasus rekening tidak wajar. Hal itu akhirnya terbukti saat KPK menetapkan BG sebagai tersangka atas kasus yang sama.

Kedua, saat Pelaksana Tugas Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristianto mengungkap lobi politik Abraham Samad di depan publik. Hal ini, kata Nico, membuat kepercayaan publik terhadap KPK goyah.

Ketiga, belum selesai klarifikasi Abraham atas tudingan Hasto, kader PDI Perjuangan lainnya, yakni Sugianto Sabran, melaporkan Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto ke Bareskrim atas tuduhan memerintahkan saksi memberi keterangan palsu dalam persidangan sengketa Pilkada Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, di Mahkamah Konstitusi (MK) 2010.

Atas laporan itu, penyidik Bareskrim Polri menangkap Bambang terkait dengan pemeriksaan sebagai tersangka atas kasus tersebut. Dalam laporan disebutkan, ada beberapa saksi yang diminta memberikan keterangan palsu di MK.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement