REPUBLIKA.CO.ID,KEDIRI--Aparat Kepolisian Resor Kediri, Jawa Timur, masih mendalami pemicu percobaan bunuh diri yang dilakukan oleh seorang anggota Badan Narkotika Nasional (BNN) Kabupaten Kediri di rumahnya.
"Nanti kami undang orangtua. Saat ini orangtuanya masih trauma dan belum dapat kami mintai keterangan," kata Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Polres Kediri AKP Dewa Yoga di Kediri, Rabu.
Seorang anggota BNN Kabupaten Kediri bernama FN (32), warga Desa Swalo, Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri, diketahui nekat hendak mencoba mengakhiri hidup di kamar rumahnya.
Pria yang berpangkat Brigadir tersebut menggunakan pisau dapur saat melakukan aksinya. Pisau itu diambil yang bersangkutan dan ia menusukkan ke perutnya sendiri. Setelah itu, ia kembali menaruh pisau itu di meja dapur dan kembali ke kamarnya, yang disusul dengan pintu ditutup.
Lebih lanjut ia mengatakan, orangtua korban mengetahui ada pisau bersimbah darah dan menaruh curiga pada korban. Mereka lalu masuk ke dalam kamar putra mereka dan mereka terkejut karena mengetahui yang bersangkutan sudah bersimbah darah.
Keluarganya langsung membawa yang bersangkutan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pelem, Pare, Kabupaten Kediri, untuk mendapatkan perawatan. Namun di rumah sakit, ia sempat menolak saat diberi pengobatan tim medis.
Karena itu, tim medis sempat mengikatnya, guna mengobati lukanya. Hal itu dilakukan, sebagai upaya agar tim medis bisa dengan leluasa menolongnya. Cara itu dilakukan, karena ia terus menolak diberi pengobatan medis.
Polisi sampai saat ini masih mendalami penyebab FN nekat melakukan percobaan bunuh diri. Ia juga belum bisa dimintai konfirmasi, sebab kondisinya masih mendapatkan perawatan medis dan belum bisa ditanya.
Polisi juga menjaga dengan ketat di ruangan tempat Brigadir FN dirawat. Bahkan, awalnya tim medis sempat enggan memberikan keterangan lokasi ia dirawat, hingga kemudian hal itu dikonfirmasikan langsung ke polisi. Sampai saat ini, anggota kepolisian juga masih berjaga di rumah sakit.