Kamis 04 Jun 2015 09:58 WIB

Jon, Otak Lomba Gambar Nabi yang Pernah Ikut Perang di Irak

Red: Ilham
Jon Ritzheimer, penggagas kontes menggambar nabi Muhammad
Foto: raw
Jon Ritzheimer, penggagas kontes menggambar nabi Muhammad

REPUBLIKA.CO.ID, PHOENIX -- Jon Ritzheimer, lahir di San Diego County, California pada tahun 1983. Dia dibesarkan di Lakeside dan lulus dari SMA El Capitan. Usai lulus, ia bekerja di perusahaan konstruksi sebelum bergabung dengan Marinir pada tahun 2002.

Dilansir canadafreepress.com, Rabu (3/6), sebagian besar dinas militer Ritzheimer dihabiskan di Amerika Serikat. Namun, pada 2004 hingga 2005, ia ditugaskan di Irak. Dia ditugaskan sebagai seorang operator kendaraan (MOS 3531) yang ditempatkan di Ramadi. Dia melakukan konvoi keamanan yang selalu menjadi sasaran tembakan dan serangan bom Improvised Explosive Devices (IED).

Ritzheimer menikah pada tahun 2007, dan pada 2008, ia kembali ditugaskan di Irak. Dia menjadi pengemudi mobil tempur MRAP. Selama lima bulan, Ritzheime tinggal, termasuk makan, minum, dan tidur di MRAP tanpa kamar mandi dan toilet.

Ritzheimer pernah mendapat kasus karena mengkritik Presiden Barack Obama. Selain itu, dia memiliki tato yang kelewat batas aturan di negara itu. Ia melanjutkan kririnya hingga 2014 dan menerima penghargaan tempur standar dan sertifikat penghargaan untuk salah satu tindakan heroiknya.

Setelah meninggalkan marinir, dia mulai menggunakan GI untuk mendapatkan pendidikan dan mulai bekerja. Pertama, ia bekerja untuk dealer Harley-Davidson, lalu mendirikan bisnis perbengkelan sendiri. Ya, Ritzheimer seperti ribuan orang Amerika lainnya yang harus berjuang sendiri untuk hidup hingga memiliki bisnis sendiri.

Namun, kini ia sedang ketakutan karena kelancangannya sendiri. Bukan saja soal dia, tapi juga keselamatan istri dan dua anak perempuannya yang masih berusia 2 dan 4 tahun. Ketakutan itu muncul setelah ia menjadi inisiator aksi dan lomba menggambar Nabi Muhammad pada 29 Mei, lalu. Dia mengajak teman-temannya di geng motor untuk menghina Islam di depan Masjid Phoenix, Arizona dengan membawa senjata.

Seperti diketahui, beberapa hari setelah membuat ulah, Ritzheimer meminta sumbangan sebesar 10 juta dolar Amerika untuk melindungi hidupnya. Uang itu diklaim untuk melindungi keluarganya dari serangan. Namun, sumbangan itu hanya berjalan kurang dari 24 jam dan hanya mendapat kurang dari 500 dolar.

Dilansir vocativ.com, Ritzheimer terlihat kebingungan dan mengklaim telah menjadi korban pembunuhan karakter. Dalam video, dia bertelanjang dada dan mengatakan, hacker telah merusak hidupnya. Sekarang, Ritzheimer berencana untuk menjadi orang biasa dan mencoba mengembalikan hidupnya yang normal.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement