REPUBLIKA.CO.ID, SIDNEY - Kepolisian Federal Australia (AFP) sedang mengusut sejumlah transfer yang dilakukan departemen kesehatan dan olahraga. Diduga, dana itu digunakan sebagai suap demi terkait tuan rumah Piala Dunia 2022.
Seperti dilansir dari Guardian, departemen tersebut menyediakan dana kepada Federasi Sepak Bola Australia (FFA) sebesar 500 ribu dolar. Uang itu dinyatakan dipakai sebagai donasi kepada Asosiasi Sepak Bola Amerika Utara, Tengah dan Karibia (CONCACAF) demi membangun ulang sebuah stadion. Padahal donasi itu diberikan di tengah proses seleksi tuan rumah Piala Dunia.
Besar kemungkinan dana itu masuk ke kantong mantan presiden CONCACAF yang menjabat kala itu, Jack Warner. Apalagi ia sekarang masuk daftar pencarian orang atas tuduhan pemerasan, konspirasi dan korupsi.
FFA membantah kabar itu dengan mengatakan uang tersebut tidak berasal dari pembayar pajak. Namun AFP mengonfirmasi akan segera mengusut kasus itu ke departemen tersebut.
Sayangnya, juru bicara AFP mengatakan masih terlalu dini untuk mengatakan investigasi sudah berjalan."Polisi masih mendalami kasus itu," katanya.
Sementara itu, ketua FFA Frank Lowry mengatakan donasi sebesar 500 ribu dolar ke CONCACAF sebagai bentuk memalukan diri sendiri. Sebenarnya Australia malah diminta menyumbang empat juta dollar.
"Donasi itu ditujukan langsung kepada akun bank resmi milik CONCACAF bukan kepada akun pribadi Warner," jelasnya.
Ia sempat menjelaskan kalau CONCACAF sempat menghubungi FFA terkait donasi itu. Kala itu, CONCACAF membuat penyelidikan internal oleh dua mantan hakim dan akuntan senior.
Saat itu, ia disarankan FIFA untuk menunggu hingga penyelidikan usai. Namun hingga kini Lowry mengatakan penyelidikan masih berjalan.