Kamis 04 Jun 2015 16:41 WIB

Jelang Panen, Pemerintah Diminta tak Impor Bawang Merah

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Angga Indrawan
Harga Bawang Merah Naik: Pedagang memilah bawang merah di Pasar Senen, Jakarta, Senin (18/5).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Harga Bawang Merah Naik: Pedagang memilah bawang merah di Pasar Senen, Jakarta, Senin (18/5).

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON –- Para petani di berbagai daerah akan memasuki masa panen. Mereka pun berharap pemerintah tidak melakukan impor bawang merah karena akan menjatuhkan harga bawang merah di tingkat petani.

"Kami berharap impor bawang merah ditahan dulu. Jangan buru-buru impor," tutur Sekjen Dewan Bawang Nasional, Mudatsir, kepada Republika, Kamis (4/6).

Mudatsir menilai, rencana impor bawang merah tidak relevan dilakukan saat ini. Sebab dalam waktu seminggu kedepan, para petani di berbagai daerah akan segera melakukan panen bawang merah. Bahkan, panen itu akan terus berlangsung hingga akhir tahun mendatang.

Tak hanya itu, lanjut Mudatsir, harga bawang merah di tingkat petani saat ini pun sudah mulai turun. Yakni dari kisaran Rp 18 ribu – Rp 20 ribu per kg menjadi Rp 15 ribu – Rp 16 ribu per kg. Untuk mencegah agar harga bawang merah tak semakin turun saat panen, maka impor memang tak diperlukan.

 "Dari sisi produksi, kita pun masih surplus," tegas Mudatsir.

Mudatsir menyebutkan, produksi bawang merah pada Juni ini diperkirakan mencapai 80 ribu – 85 ribu ton. Sedangkan kebutuhannya hanya 75 ribu – 80 ribu ton. 

Mudatsir mengakui, produksi bawang merah pada Maret, April dan Mei memang mengalami kekurangan. Pasalnya, para petani banyak yang belum panen. Kondisi itu yang akhirnya membuat harga bawang merah mengalami kenaikan.

"Tapi Maret, April dan Mei sudah kita lewati. Di Juni ini kita akan segera panen," terang Mudatsir.  

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement