Kamis 04 Jun 2015 17:19 WIB
Golkar Pecah

Pengamat: Harusnya ARB dan Agung Hargai Islah

Rep: C93/ Red: Karta Raharja Ucu
Ketua Umum Partai Golkar Agung Laksono (tengah) berjalan saat menghadiri pembukaan Konsolidasi dan Musda Partai Golkar Kabupaten/Kota se-Provinsi DKI Jakarta di kantor DPP Partai Golkar, Jakarta,Ahad (24/5). Dalam sambutannya, Agung menyebut akan melakukan
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Ketua Umum Partai Golkar Agung Laksono (tengah) berjalan saat menghadiri pembukaan Konsolidasi dan Musda Partai Golkar Kabupaten/Kota se-Provinsi DKI Jakarta di kantor DPP Partai Golkar, Jakarta,Ahad (24/5). Dalam sambutannya, Agung menyebut akan melakukan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aburizal Bakrie dan Agung Laksono diharapkan menghargai kesepakatan islah yang dimediasi Wakil Presiden, Jusuf Kalla. Pakar komunikasi politik, Lely Arrianie Napitupulu mengatakan jangan sampai kedua kubu bersikap seperti ingin menunjukan kekuatan masing-masing.

“Jadi kalau Agung seperti ingin unjuk kekuatan kembali, yang salah satunya ditunjukan dengan menggelar Musda kemarin di Bali. Ya konflik di Partai Golkar ini gak akan pernah selesai,” kata dia kepada ROL, Kamis (4/6).

 

Perempuan yang juga menjabat Ketua Program Pascasarjana Komunikasi Universitas Bengkulu itu memaparkan, harusnya Agung Laksono lebih bisa bersabar. Setidaknya hingga ada putusan inkracht dari pengadilan. Dengan begitu, dia bisa mengetetahui siapa yang lebih berhak menggelar Musda.

Kan dia yang melakukan gugatan banding. Harusnya sabar dulu hingga ada keputusan inkracht dari pengadilan,” tambah dia.

Sebelumnya, konflik di tubuh Golkar kembali memanas setelah putusan sela Pengadilan Negeri Jakarta Utara yang memutuskan kepengurusan Partai Golkar kembali ke hasil Munas Riau. Keadaan ini diperparah dengan digelarnya Musyawarah Daerah (Musda) oleh kubu Agung di Bali beberapa waktu lalu.

Malahan, Ketua DPP Partai Golkar hasil Munas Ancol, Leo Nababan mengaku pesimistis kesepakatan kerja sama dengan kubu Aburizal Bakrie akan berlanjut menjadi islah. Ia menilai kesepakatan kerja sama hanya sampai Pilkada saja. "Kami yakin kesepakatan tersebut sudah tidak ada gunanya lagi untuk dilanjutkan. Ya artinya kesepakatan kemarin bubar," katanya kepada ROL, Rabu (3/6).

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement