REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES--Jack Warner mengatakan ia dapat membuktikan hubungan antara FIFA dan pemilihan negaranya terkait penunjukan tuan rumah Piala Dunia 2010. Warner merupakan mantan wakil presiden FIFA yang tersangkut skandal korupsi yang menghantam sepak bola dunia.
Warner, yang menghadapi kemungkinan ekstradisi ke AS setelah ia dituntut oleh otoritas AS dengan dakwaan korupsi, menjadi salah satu figur kunci dalam drama yang berpuncak pada pengunduran diri presiden FIFA Sepp Blatter.
Pada Rabu (4/6), Warner menggunakan program siaran televisi politik pada TV6 di Trinidad and Tobago untuk mengatakan ia telah mengajukan berkas dokumen-dokumen yang memperlihatkan "hubungan antara FIFA, pendanaan itu dan saya, hubungan antara FIFA, pendanaan itu dan Kongres Nasional Bersatu (UNC) dan kantor pemerintah Kemitraan Masyarakat pada pemilihan umum (Trinidad and Tobago) 2010."
Situs TV6 melaporkan bahwa dalam siaran lima menit itu, Warner mengatakan berkasnya "juga sejalan dengan pengetahuan saya mengenai transaksi-transaksi internasional di FIFA, termasuk presidennya Tuan Sepp Blatter dan, terakhir, masalah-masalah lain yang mencakup pemilihan perdana menteri (Trinidad and Tobago) saat ini."
Pada pemilihan umum internal UNC yang berlangsung pada Januari 2010, Warner mendukung Kamla Persad-Bissesar sebagai pemimpin UNC. Ia kemudian terpilih untuk menjadi perdana menteri perempuan pertama negeri itu. Namun Warner belakangan berpisah dengan pemerintahannya dan partai itu.
Warner, yang bebas dengan kewajiban setelah penahanannya pekan lalu, merupakan satu dari 14 mantan pejabat FIFA dan eksekutif perusahaan pemasaran olahraga yang dituding oleh jaksa AS ambil bagian dalam skema pembayaran kembali 20 tahun silam, dan secara total terdapat uang suap senilai 150 juta dolar AS yang diterima atau diberikan.
Pada alamat televisinya ia berkata dirinya mencemaskan kehidupannya, dan mengindikasikan akan berjuang menentang ekstradisi. "Saya tidak berniat membiarkan mereka merebut kemerdekaan saya," tegasnya.