REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Bidang Aktuaria dan Produk Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Budi Tampubolon mengatakan tantangan asuransi di Indonesia yang utama bagaimana meyakinkan masyarakat Indonesia untuk menyadari arti pentingnya asuransi.
"Sebagian besar masyarakat belum menyadari bahwa asuransi bagaimanapun juga diperlukan," katanya di Kantor AAJI, di Jalan Talang Betutu No. 17, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Kamis (4/6).
Sedangkan sebagian masyarakat lain, kata dia, sebenarnya sudah mau untuk mengikuti program asuransi namun terkendala masalah dana untuk membayar premi asuransi lantaran harus memenuhi kebutuhan pokok terlebih dahulu seperti makan, rumah, dan sebagainya.
Meski begitu, ia sepakat dengan Ketua Umum AAJI Hendrisman Rahim yang mengatakan industri asuransi jiwa di Indonesia akan meningkat pada tahun ini dibanding tahun lalu.
Keyakinan ini, ia dasarkan lantaran semakin membaiknya pendidikan dan teknologi yang ada saat ini. Perkembangan teknologi yang begitu cepat dengan akses internet dimana-mana, ia nilai akan meningkatkan kepedulian di kalangan masyarakat akan produk asuransi jiwa.
Selain itu, keberadaan BPJS juga ikut andil dalam meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap produk asuransi jiwa. Ia menambahkan, gencarnya BPJS dalam mempromosikan diri ke tengah-tengah masyarakat terutama kelas menengah ke bawah membuat gaung asuransi lebih mudah diterima oleh masyarakat.
"BPJS, salah satu nilai utamanya membantu meningkatkan awaraness masyarakat dengan cepat," ungkap pria yang juga menjabat sebagai Direktur Utama BNI Life tersebut.
Jika persoalan kesadaran masyarakat akan pentingnya asuransi bagi kehidupan mereka, baru bicara dari sisi kemampuan bayar.
Disinggung mengenai kecelakaan saat bermudik dalam lebaran ini, Budi mengatakan pihaknya tidak fokus ke arah sana.