Jumat 05 Jun 2015 00:42 WIB
Calon Panglima TNI

Jokowi Wajib Evaluasi Keterlibatan TNI dalam Kerja Sama Nonmiliter

Rep: C26/ Red: Ilham
Panglima TNI Jenderal Moeldoko salam komando bersama Presiden Jokowi.
Panglima TNI Jenderal Moeldoko salam komando bersama Presiden Jokowi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- TNI semakin banyak terlibat kerja sama non-militer dengan instansi sipil pemerintah. Hal ini patut segera dievaluasi presiden menyusul akan adanya pergantian Panglima TNI.

Direktur Eksekutif Imparsial, Poengky Indarti menyebutkan, evaluasi ini perlu dilakukan dengan maraknya berbagai kesepakatan TNI dengan Kementerian dan instansi lainnya. Padahal seharusnya kerja sama non militer bertentangan Undang-undang TNI.

"Presiden semestinya tidak bisa dan tidak boleh mendiamkan dan harus segera mengevaluasi eksistensi berbagai MoU itu karena bertentangan dengan UU TNI," ujar Poengky dalam pesan tertulisnya kepada ROL, Kamis (4/6).

Pelibatan TNI di luar sektor pertahanan memang sangat dimungkinkan sebagai bagian dari tugas perbantuan sebagaimana diatur dalam Pasal 7 ayat (2) UU TNI No. 34 Tahun 20014 terkait operasi militer selain perang. Kendati demikian, ujarnya, pelibatan TNI dalam konteks ini tetap harus dilandasi dan  berpijak pada sejumlah prinsip.

Kegiatan TNI yang bersifat non militer  harus didasarkan atas keputusan politik negara (Pasal 7 ayat 3) dan mempertimbangkan eskalasi ancaman, harus proporsional, dan merupakan last resort atau institusi yang berwenang tidak mampu lagi menanganinya serta bersifat terbatas.

Atas dasar itu, ditambahkannya, Panglima TNI tidak bisa secara otonom melakukan berbagai MoU dengan instansi lain tanpa ada keputusan politik negara. Berbagai MoU tersebut justru menjadi ruang baru bagi TNI untuk terlibat dalam ranah-ranah sipil.

Meskipun sebagian dari MoU tersebut sudah muncul sejak masa SBY, tetapi di masa pemerintahan Jokowi ia melihat justru semakin gencar. Jadi, pada pergantian Panglima TNI yang baru perlu digencarkan reformasi besar-besaran di tubuh TNI.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
۞ وَلَقَدْ اَخَذَ اللّٰهُ مِيْثَاقَ بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَۚ وَبَعَثْنَا مِنْهُمُ اثْنَيْ عَشَرَ نَقِيْبًاۗ وَقَالَ اللّٰهُ اِنِّيْ مَعَكُمْ ۗ لَىِٕنْ اَقَمْتُمُ الصَّلٰوةَ وَاٰتَيْتُمُ الزَّكٰوةَ وَاٰمَنْتُمْ بِرُسُلِيْ وَعَزَّرْتُمُوْهُمْ وَاَقْرَضْتُمُ اللّٰهَ قَرْضًا حَسَنًا لَّاُكَفِّرَنَّ عَنْكُمْ سَيِّاٰتِكُمْ وَلَاُدْخِلَنَّكُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُۚ فَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذٰلِكَ مِنْكُمْ فَقَدْ ضَلَّ سَوَاۤءَ السَّبِيْلِ
Dan sungguh, Allah telah mengambil perjanjian dari Bani Israil dan Kami telah mengangkat dua belas orang pemimpin di antara mereka. Dan Allah berfirman, “Aku bersamamu.” Sungguh, jika kamu melaksanakan salat dan menunaikan zakat serta beriman kepada rasul-rasul-Ku dan kamu bantu mereka dan kamu pinjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, pasti akan Aku hapus kesalahan-kesalahanmu, dan pasti akan Aku masukkan ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Tetapi barangsiapa kafir di antaramu setelah itu, maka sesungguhnya dia telah tersesat dari jalan yang lurus.”

(QS. Al-Ma'idah ayat 12)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement