Jumat 05 Jun 2015 11:22 WIB

Habibat Elang Jawa Diambang Kepunahan

Rep: C10/ Red: Erik Purnama Putra
Elang Jawa (Nisaetus bartelsi) berusia empat tahun, dilepasliarkan di kandang habituasi di lereng Gunung Merapi, Selasa (26/2).
Foto: Antara
Elang Jawa (Nisaetus bartelsi) berusia empat tahun, dilepasliarkan di kandang habituasi di lereng Gunung Merapi, Selasa (26/2).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Burung Elang Jawa memiliki perawakan layaknya burung Garuda yang menjadi lambang negara Indonesia. Tetapi, Elang Jawa saat ini berada diambang kepunahan. Statusnya diakatakan end danger atau sangat darurat. Salah satu yang menjadi ancaman bagi kelangsungan hidup Elang Jawa adalah habitatnya yang semakin berkurang.

Pengurus Konservasi Elang Kamojang juga pemerhati elang, Zaini Rakhman mengatakan, semua jenis elang yang ada di Indonesia hampir punah. Terutama jenis Elang Jawa. Meski pada 1990, burung elang telah dilindungi pemerintah, namun masih banyak yang memperjualbelikan burung elang secara ilegal.

"Selain habitat elang yang berubah menjadi ladang dan perkebunan, perburuan elang untuk di perjualbelikan juga sangat mengancam kelangsungan populasi elang," ujar Zaini kepada Republika.

Jika tidak ada pusat rehabilitasi dan konservasi yang digalakan, diperkirakan dalam waktu 20 tahun Elang Jawa akan punah. Zaini mengatakan akan sangat memprihatinkan saat generasi mendatang menyanyikan lagu Garuda Pancasila dan Garuda Di Dadaku, tapi mereka tidak mengetahui bentuk asli burung Garuda.

Dalam waktu dua tahun, Elang Jawa hanya bertelur satu kali. Jumlah telurnya hanya satu, selain itu kemungkinan hidup anak Elang Jawa sangat kecil jika habitatnya sudah tidak alami lagi. Elang jenis lainnya yang ada di Indonesia rata-rata bertelur satu kali dalam setahun. Rata-rata jumlah telurnya satu sampai dua telur. Kendati umur mereka mencapai 20 sampai 25 tahun, perkembangbiakannya elang sangat lamban.

Menurut Zaini, jenis hewan yang berada di puncak rantai makanan biasanya perkembangbiakannya paling lamban. Namun, perannya sangat penting bagi keseimbangan ekosistem disekitarnya. Dengan berkurangnya populasi elang, maka populasi tikus dan ular akan meningkat. Efeknya akan merugikan para petani, sebab hama tikus seringkali membuat panen gagal.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement