REPUBLIKA.CO.ID,TERNATE--Pemerintah Kota Ternate bersama Pemerintah Provinsi Maluku Utara mengupayakan Bandara Sultan Babullah Ternate dijadikan bandara embarkasi haji, sehingga Jamaah Calon Haji Malut tidak perlu lagi memanfaatkan embarkasi haji Makassar.
"Sarana dan prasarana penunjang di Bandara Sultan Babullah sudah cukup memadai, begitu pula panjang landasannya bisa didarati pesawat berbadan lebar sehingga dari segi teknis sudah memenuhi syarat dijadikan bandara embarkasi haji," kata Wali Kota Ternate Burhan Abdurrahman di Ternate, Jumat.
Kalau Bandara Sultan Babullah dijadikan bandara embarkasi haji, selain akan lebih memudahkan pelayanan kepada para Jamaah Calon Haji Malut, baik saat berangkat maupun setelah kembali dari Tanah Suci, juga bisa menghemat pengeluaran untuk biaya embarkasi haji.
Menurut Wali Kota, Pemprov Malut bersama pemerintah kabupaten/kota di Malut selama ini harus mengeluarkan dana melalui APBD sebesar Rp5 miliar lebih dalam setiap mesim haji untuk biaya embarkasi haji di Makassar, itu belum termasuk biaya kalau ada Jamaah Calon Haji Malut yang harus mendapat perawatan medis di rumah sakit di Makassar.
Manfaat lain kalau Bandara Sultan Babullah dijadikan bandara embarkasi haji adalah munculnya berbagai aktivitas ekonomi masyarakat menjelang pemberangkatan Jamaah Calon Haji maupun setelah kembali, terutama kalau Jamaah Calon Haji dari provinsi terdekat, seperti Sulawesi Utara dan Maluku memanfaatkan pula embarkasi haji di Ternate.
Wali Kota mengatakan, Pemerintah Kota Ternate bersama Pemprov Malut telah melakukan berbagai langkah untuk mewujudkan Bandara Sultan Babullah menjadi bandara embarkasi haji, seperti mengkoordinasikannya dengan Kementerian Agama serta sejumlah kementerian terkait lainnya.
Selain itu, juga terus berupaya menyelesaikan pembangunan asrama haji di Ternate, karena salah satu persyaratan suatu daerah dijadikan embarkasi haji adalah harus memiliki asrama haji berkapasitas minimal 1.000 tempat tidur.
"Kita terus memperjuangkan tambahan kuota haji Malut, karena dengan kuota saat ini hanya 800 orang lebih per tahun membutuhkan waktu sampai tahun 2025 untuk menyelesaikan daftar tunggu jamaah calon haji di daerah ini," katanya.