REPUBLIKA.CO.ID, PESHAWAR -- Pengadilan Pakistan membebaskan delapan dari 10 pria tersangka penembak siswi aktivis Malala Yousafzai, Jumat (5/6).
Kelompok garis keras Taliban Pakistan menyatakan bertanggung jawab menyerang Malala pada 2012 saat ia pulang dari sekolah di Swat, barat laut ibu kota Islamabad.
Kepalanya ditembak dan ia diterbangkan ke Inggris untuk dirawat, tempatnya sekarang tinggal. Dua siswi lain juga luka.
Malala menjadi lambang perlawanan setelah mengupayakan pendidikan anak perempuan meskipun mendapat tekanan Taliban dan ia mendapat hadiah Nobel Perdamaian pada 2014.
Pejabat tinggi polisi Salim Khan menyatakan kedelapan orang itu dibebaskan karena tidak cukup bukti untuk menghubungkan mereka dengan serangan pada 2012 tersebut. Polisi pada April menyatakan 10 orang itu terbukti bersalah dan dipenjara masing-masing 25 tahun dalam sidang tertutup.
Tidak jelas mengapa pejabat memberikan keterangan berbeda.
"Satu-satunya alasan untuk pembebasan mereka adalah kekurangan bukti terhadap mereka," kata Khan.
Jaksa Naeem Khan menyatakan mereka mengaku kepada pengadilan mereka membantu merencanakan serangan itu. Tak satu pun dari mereka dicurigai sebagai pemegang senjata. Petugas keamanan percaya pelaku lari ke Afganistan.
"Dalam persidangan, ke-10 orang itu mengakui peran mereka dalam serangan terhadap Malala di depan hakim pengadilan antiterorisme. Tapi, hanya dua dari mereka, Izhar Khan dan Israrullah Khan dihukum, sedangkan delapan sisanya dibebaskan," kata Khan.
Ia menyatakan sidang itu dilakukan di dalam penjara utama di lembaga pemasyarakatan Swat setelah Taliban mengancam.