REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Kota Bekasi melaporkan stok bahan pangan terpantau aman dan mencukupi. Hal ini disampaikan Kepala Disperindagkop, Aceng Solahudin.
"Hanya saja mungkin kenaikan harga memang cenderung dilakukan sepihak oleh para pedagang. Karena itu, kami mengimbau pedagang untuk tidak menaikkan harga, karena persediaan pangan aman," kata Aceng, Sabtu (6/6).
Aceng mengatakan, untuk melakukan pemantauan harga-harga, dirinya mengaku akan memantau pengusaha yang menaikkan harga melalui kepala unit pasar. "Kami berkoordinasi dengan bulog untuk stok beras dan bahan pokok lainnya, kami juga akan melakukan operasi pasar di 12 Kecamatan. Jadi, ini untuk membantu warga yang tidak mampu, karena ketika menjelang Hari Raya Idul Fitri biasanya harga melambung tinggi ," jelasnya.
Jika diperlukan, kata Aceng operasi khusus beras Disperindagkop akan berkoordinasi dengan bulog, dan bulog biasanya sudah menyetoknya untuk melemparkan ke pasar. "Katanya enam bulan ke depan aman, jadi tidak ada alasan pedagang untuk menaikkan harga," ujar Aceng.
Dengan demikian, Aceng menghimbau kepada pelaku usaha dan pedagang untuk tidak menaikkan harga, karena kami meminta ke supplier untuk tidak menaikkan harga. "Jangan jadikan momen ini untuk naikkan harga, kan kasihan," katanya
Untuk menghindari itu, seharusnya regulasi di pusat juga diatur. Menurutnya pihak pusat bisa memantau dan mengendalikan pedagang agar semua komoditas aman. Tspi, telur dan daging ayam agak sulit dipastikan kenaikan harganya karena supplier bukan dari Bekasi."Seperti supplier telur untuk Bekasi yang berasal dari Sukabumi dan Karawang, dan daging ayam yang juga berasal dari Karawang," kata Aceng.
Sedangkan khusus daging sapi, menurut Aceng Pemerintah Kota (Pemkot) telah bekerjasama dengan pengusaha dari Jakarta. "Di Jakarta yang nggak// boleh lagi ada RPH itu sudah beralih ke Bekasi. Kalau gula dan minyak, supplier dari Bekasi sendiri," jelasnya.