Sabtu 06 Jun 2015 23:56 WIB

Jika tak Minta Maaf, Presiden Dinilai tak Berjiwa Besar

Rep: C36/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Presiden Joko Widodo
Foto: Antara/Widodo S. Jusuf
Presiden Joko Widodo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Effendi Simbolon, mengatakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) harus meminta maaf secara langsung terkait salah sebut lokasi kelahiran mantan presiden Sukarno. Presiden dinilai tidak berjiwa besar jika belum menyampaikan permintaan maaf.

“Jika tidak meminta maaf, Presiden tidak menunjukkan jiwa besar. Sebab, bukan hanya salah sebut, teks pidato yang ada juga salah. Pejabat salah itu wajar, tetapi harus bertanggung jawab,” ujar Effendi saat dihubungi ROL, Sabtu (6/6).

Permintaan maaf dari Presiden, kata dia, juga penting untuk meredam cibiran publik, baik di dunia maya maupun melalui pernyataan umum. Jika tidak kunjung menyampaikan permintaan maaf, publik justru semakin mempertanyakan kredibilitas Presiden.

“Publik akan bertanya-tanya ada apa dengan Presiden? Permintaan maaf kepada publik sebaiknya segera dilakukan untuk memutus rantai catatan buruk kesalahan pernyataan. Ada tiga salah sebut yang sudah diketahui publik, yang belum disadari kita tidak tahu,” imbuhnya.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menyebut Kota Blitar sebagai tempat lahir Bung Karno dalam pidatonya pada 1 Juni lalu. Pidato tersebut mendapat cibiran dari netizen yang menilai Presiden salah dalam menafsirkan fakta sejarah. Sebagian masyarakat menganggap Bung Karno lahir di Surabaya.

Sementara itu, Tim Komunikasi Publik Presiden Joko Widodo, Sukardi Rinakit, telah mengakui bahwa salah sebut dalam pidato Presiden adalah murni kesalahannya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement