Ahad 07 Jun 2015 07:30 WIB

Politikus PDIP: Faktanya Sukarno Memang Lahir di Surabaya

Rep: c36/ Red: Bilal Ramadhan
Politisi PDIP, Effendi Simbolon
Foto: ROL/Fian Firatmaja
Politisi PDIP, Effendi Simbolon

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Effendi Simbolon, menegaskan lokasi kelahiran Presiden Pertama RI, Sukarno, berada di Surabaya. Menurut dia, fakta tersebut tidak hanya dipahami oleh seluruh kader PDIP.

“Sesuai data dan fakta sejarah, Bung Karno memang lahir di Surabaya pada 6 Juni 1901.  Tidak hanya semua kader PDIP yang mengetahui, semua warga negara Indonesia juga pasti tahu,” ujarnya saat dihubungi ROL, Sabtu (6/6).

Dia melanjutkan, Bung Karno tidak hanya milik PDIP atau Indonesia.  Dunia, kata dia, ikut mengakui karya yang dibuat beliau. Karenanya, jika beberapa pihak menganggap wajar kesalahan penyebutan lokasi kelahiran Bung Karno, seolah ada pengkerdilan terhadap nama besar beliau.

“Bung Karno bukan hanya milik partai atau bangsa ini. Bung Karno sudah jadi milik dunia. Fakta apa pun terkait beliau mestinya disampaikan berdasarkan kebenaran sejarah,” tegasnya.

Simpang-siur akurasi kelahiran Bung Karno mengemuka setelah Presiden Joko Widodo menyebut Kota Blitar sebagai tempat lahir beliau. Sebab, sebagian masyarakat memahami bahwa Bung Karno lahir di Surabaya.

Sebagian lainnya tetap menganggap Blitar sebagai tempat kelahiran Bapak Proklamasi itu.  Putri Bung Karno, Sukmawati Soekarnoputri sendiri sudah memberikan konfirmasi jika Bung Karno lahir di Blitar.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement