REPUBLIKA.CO.ID, JIANLI -- Jumlah korban jiwa akibat kecelakaan kapal penumpang yang terbalik di Sungai Yangtze, Cina mencapai 431 orang hingga Ahad (7/6). Hanya 14 orang sejauh ini telah ditemukan dalam keadaan hidup, sedangkan 11 orang lagi belum ditemukan, kata markas pertolongan di Jianli, Provinsi Hubei di Cina Tengah.
Sementara itu upacara mengheningkan cipta diselenggarakan pada Ahad bagi lebih dari 400 orang tewas akibat kecelakaan kapal tersebut. Suara klakson kapal bergema saat ratusan orang berdiri di lokasi kecelakaan dan mengheningkan cipta selama tiga menit untuk menghormati korban sekitar pukul 09.00 waktu setempat, hari ketujuh setelah kapal Bintang Timur tenggelam di Sungai Yangtze.
Menurut tradisi di Cina, hari ketujuh setelah kematian seseorang adalah kesempatan buat kerabat korban untuk mengenang orang yang mereka cintai. Kapal Bintang Timur, dengan bobot 2.200 ton, sedang membawa lebih dari 450 orang dalam pelayaran 11-hari di sepanjang sungai terpanjang di Tiongkok itu ketika terbalik di dekat Jianli Senin malam (1/6). Kapal diterjang angin puting beliung di Jianli, Provinsi Hubei.
Kecelakaan tersebut dapat menjadi kecelakaan kapal paling mematikan di Cina dalam hampir tujuh dasawarsa. Pada pukul 20.00 waktu setempat Kamis (4/6), tim pencarian dan pertolongan mulai menegakkan posisi kapal penumpang yang terbalik di Sungai Yangtze, kata Kementerian Transportasi Cina.
Keputusan tersebut dibuat setelah markas pertolongan memutuskan rencana pertolongan mesti berjalan dengan cepat. Kapal itu ditegakkan dengan menggunakan derek yang mampu mengangkat seluruh badan kapal tersebut jadi tegak. Para ahli penyelaman, pencarian, pertolongan dan ahli rancang-bangun kapal berada di lokasi untuk memberi dukungan. Rencana itu sejalan dengan norma internasional.