Ahad 07 Jun 2015 14:08 WIB

Penggenangan Waduk Jatigede Ancam 60 Ribu Hektare Sawah Kekeringan

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Maman Sudiaman
Petani membawa bibit padi untuk ditanam di persawahan.
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Petani membawa bibit padi untuk ditanam di persawahan.

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Wakil Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Indramayu, Sutatang mengungkapkan, jika penggenangan Waduk Jatigede dipaksa dilakukan pada Juli, maka ada sekitar 60 ribu hektare tanaman padi di Kabupaten Indramayu yang terancam kekeringan. Lahan tersebut tersebar di 24 kecamatan di Kabupaten Indramayu.

 

Sutatang mengungkapkan, para petani dari sejumlah kecamatan di Kabupaten Indramayu sudah datang ke pengelola Waduk Jatigede untuk menyampaikan permintaan penundaan penggenangan waduk tersebut. Dia berharap, permintaan petani itu bisa dikabulkan.

 

Sutatang mengakui, para petani di Kabupaten Indramayu memang sangat membutuhkan keberadaan Waduk Jatigede. Pasalnya, waduk tersebut bisa menyelamatkan lahan pertanian yang selama ini selalu mengalami kekeringan di musim kemarau.

 

‘’Tapi ya tolong waktu penggenangannya jangan dilakukan pada Juli karena justru akan mengancam musim tanam gadu tahun ini,’’ tutur Sutatang, Ahad (7/6).

 

Selain petani di Kabupaten Indramayu, permintaan penundaan penggenangan Waduk Jatigede juga disampaikan para petani di Kabupaten Cirebon. Pasalnya, aliran Sungai Cimanuk juga selama ini menjadi sumber utama pengairan sawah bagi lahan pertanian di Kabupaten Cirebon.

 

‘’Jika penggenangan Waduk Jatigede dilakukan Juli, maka ada 22 ribu hektare tanaman padi di Kabupaten Cirebon yang akan terancam kekeringan,’’ kata Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kabupaten Cirebon, Tasrip Abubakar.

 

Tasrip menambahkan, jika ancaman kekeringan benar-benar terjadi, maka dipastikan akan mengancam produksi padi di Kabupaten Cirebon. Selain itu, potensi kerugian yang bakal dialami petani di Cirebon pun bisa mencapai Rp 550 miliar, dengan perkiraan produktivitas lima ton per hektare dan harga gabah Rp 5 juta per ton.

 

Tasrip berharap, penggenangan Waduk Jatigede bisa ditunda hingga September 2015 mendatang. Dengan demikian, dalam rentang waktu Juli – Agustus, petani masih bisa memanfaatkan aliran air Sungai Cimanuk untuk menyelesaikan musim tanam gadu.

 

Tasrip menuturkan, sejumlah Kuwu (kepala desa) dan camat di Kabupaten Cirebon telah beramai-ramai mengunjungi Waduk Jatigede di Kabupaten Sumedang. Kedatangan mereka di sana untuk meminta pemerintah menunda pengairan waduk tersebut.

 

‘’Kami sangat mendukung pengoperasian Waduk Jatigede. Tapi harus direncanakan dengan baik waktunya agar tidak mengganggu produksi padi," ujarnya.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement