REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyandang diabetes tidak dilarang untuk menjalankan ibadah puasa. Meski begitu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, seperti mengatur waktu dan konsumsi makanan selama bulan Ramadhan.
Makanan yang seharusnya dikonsumsi oleh penyandang diabetes saat bulan Ramadhan harus memiliki kadar gula yang rendah. Melepas karbohidrat secara lambat, memiliki banyak protein.
"Dengan jumlah yang sama namun menaikkan kadar gula darahnya berbeda, itu yang dimaksud indeks glukemik, kalau bisa yang indeks sistemnya lebih rendah tapi cepat mengenyangkan, jadi kalorinya tidak banyak," ujar dr. Herry Nursetiyanto, SpPD - KEMD saat ditemui di Cikini, Jakarta Pusat, belum lama ini.
Selain itu, penyandang diabetes dianjurkan mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran kaya serat saat berbuka atau sahur. Namun, Herry menganjurkan untuk mengkonsumsi buah secara utuh, tidak dibuat jus.
"Kalau konsumsi langsung satu buah jeruk lebih baik daripada tiga jeruk di jus jadi satu gelas, itu kalorinya beda," ujar Herry.
Konsumsi makanan juga harus diiringi dengan pengaturan pola makan. Jika yang biasanya penyandang diabetes makan sehari tiga sekali, maka pengaturan makan dilakukan secara benar saat sahur dan buka puasa.
Seperti hanya mengkonsumsi tiga buah kurma sebagai tajil berbuka, kemudian dilanjutkan dengan makanan pokok yang terdiri dari karbohidrat kompleks dibarengi sayuran atau buahan-buahan.
Jangan sampai penyandang diabetes justru mengkonsumsi makanan secara berlebihan sehingga membuat gula darah tidak stabil.