REPUBLIKA.CO.ID, ZURICH--Kepala Komite Audir dan Kepatuhan FIFA Domenico Scala menegaskan Rusia dan Qatar dapat kehilangan haknya untuk menjadi penyelenggara Piala dunia 2018 dan 2022. Itu bakal terjadi jika pihakya menemukan bukti korupsi dalam pemilihan tuan rumah ajang empat tahunan tersebut.
Sebelumnya, kedua negara itu menyangkal melakukan kesalahan dalam proses pemilihan mereka sebagai tuan rumah Piala Dunia.
Sejauh ini, Scala belum menemukan bukti korupsi terkait pemilihan tuan rumah Piala Dunia. Namun jika pihaknya menemukan bukti kesalahan, ia menegaskan tak segan-segan untuk membatalkan status tuan rumah kedua negara itu.
"Jika ada bukti bahwa Qatar dan Rusia terpilih sebagai tuan rumah karena telah membeli suara, maka pemilihan mereka sebagai tuan rumah bisa dibatalkan," ujar Scala dikutip BBC, Ahad (7/6).
Pada akhir 2013 lalu, Scala membuat komentar serupa. Namun sejak terungkapnya skandal korupsi di FIFA, pernyataannya menjadi peringatan serius untuk FIFA.
Sebelumnya, tujuh pejabat senior FIFA ditangkap bulan Mei lalu di sebuah hotel di Zurich, Swiss, di mana mereka menginap menjelang pemilihan presiden FIFA. Pihak berwenang Swiss juga telah menggelar penyelidikan kriminal terpisah mengenai pemilihan tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2022.
Pada Kongres Luar Biasa FIFA, Sepp Blatter terpilih kembali sebagai presiden. Tapi empat hari kemudian ia mengumumkan pengunduran diri di tengah-tengah tuduhan korupsi yang melanda organisasi tersebut.
Scala berharap peristiwa memalukan ini menjadi peringatan keras untuk FIFA agar lebih serius lagi menangani kasus kotor tersebut.