REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- PBB akan menggelar babak baru pembicaraan faksi-faksi Libya di Maroko pada Senin (8/6). Pembicaraan bertujuan mengakhiri konflik yang mengancam produksi minyak dunia.
Negara Barat berpendapat pembicaraan PBB ini adalah satu-satunya harapan untuk membentuk persatuan di Libya. Sehingga pertempuran antar faksi dapat diakhiri dan satu sama lain bisa berkoalisi dengan pemerintah.
Pembicaraan sebelumnya tidak berakhir signifikan. Dua pemerintahan Libya, parlemen dan beberapa faksi tetap berbeda pendapat dalam pembentukan pemerintah bersama.
"Misi kali ini mendapat dukungan dari warga Libya yang peduli terhadap merosotnya kondisi negara. Mereka meminta diadakan dialog dan berharap para politisi ini sepakat menciptakan perdamaian," kata misi PBB untuk Libya dalam pernyataan.
Lebih lanjut, PBB mengatakan pertemuan akan digelar di Skhirat, Maroko dengan agenda diskusi draf baru dalam kesepakatan politik. Sementara, Mesir meminta komunitas internasional tidak berat sebelah mendukung pemerintah Tripoli yang diakui barat.
Pemerintah Tripoli menuduh Mesir mempersenjatai pemerintah timur yang tidak dapat membeli senjata secara ilegal karena masih dibawah embargo senjata sejak 2011. Mesir menyangkalnya.