REPUBLIKA.CO.ID, OSLO -- Pertumbuhan populasi Muslim di negara-negara Barat kian pesat, tak terkecuali di Norwegia. Tampak seperti pemberontakan terhadap tatanan masyarakat liberal, kini semakin banyak pemuda Norwegia yang masuk Islam. Mereka melihat Islam mampu menawarkan tujuan hidup dan menunjukkan pedoman yang selama ini hilang dalam masyarakat.
"Saya pikir setiap orang perlu itu, suatu pedoman, aturan dan konsekuensi dalam bentuk hukuman atau penghargaan. Sesuatu yang kita percaya," ujar Elsa (26), seorang wanita Norwegia kepada Aftenposten, dilansir dari On Islam, Selasa (9/6).
Menangkap fenomena itu, koran Aftenposten meluncurkan serangkaian laporan selama akhir pekan ini tentang Islam di Norwegia. Menurut para peneliti, jumlah etnis Norwegia yang masuk Islam meningkat dari sekitar 500 orang pada akhir tahun 1990-an menjadi sekitar 3.000 hari ini.
Meskipun baru mewakili sebagian kecil dari populasi Norwegia, tingkat pertumbuhan ini dinilai signifikan, sama seperti alasan yang muncul di balik fenomena itu.
"Konversi ke agama Islam mungkin adalah bentuk paling ekstrem dari pemberontakan anak muda saat ini," kata Anne Sofie Roald, seorang profesor agama kepada Aftenposten. Islam, Roald mencatat, adalah agama yang dapat mengubah total gaya hidup yang sangat berbeda dari kehidupan mereka sebelumnya.
Roald memaparkan besarnya populasi Muslim di Norwegia saat ini dan meningkatnya visibilitas terhadap mereka sebagai faktor yang mempengaruhi orang-orang Norwegia yang mencari alternatif agama.
Sepakat dengan pandangan peneliti Olav Elgvin dari University of Bergen, para mualaf ini biasanya masuk ke dalam kehidupan baru mereka sebagai Muslim dengan sepenuh hati.
"Secara umum, banyak mualaf menjadi 'lebih Katolik daripada paus'," kata peneliti yang masuk Islam pada tahun 1982 itu. Menurut Roald, pada kenyataannya ide-ide tentang batas yang ditetapkan oleh agama bisa lebih menarik dari batas itu sendiri.
Kini, jumlah Muslim Norwegia diperkirakan mencapai 150 ribu dari 4,5 juta penduduk negara itu, sebagian besar dari Pakistan, Somalia, Irak, dan Maroko.