REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, pemerintah mewacanakan untuk membangun pusat studi keislaman bertaraf internasional bagi pengembangan Islam.
"Kita minta supaya disiapkan lahan seluas 200 hektare sebagai pusat studi keislaman dunia," kata Wapres saat membuka ijtima' ulama komisi fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Pondok Pesantren At-Tauhidiyyah Cikura Tegal Jawa Tengah, Senin Malam.
Ijtima' atau pertemuan ulama tersebut dihadiri Menteri Agama Lukman Hakim, Ketua MUI Din Syamsuddin, Wakil ketua DPR RI Fahri Hamzah, Hakim MK Wahiduddin Adam, dan Wagub Jawa Tengah Heru Sudjatmoko.
Wapres mengatakan Indonesia menganut Islam yang moderat. Meski ada perbedaan, Indonesia tetap damai tidak seperti negara-negara Islam lain.
"Kita bersyukur karena itu Indonesia harus punya peran keislaman yang tinggi. Dalam pertemuan negara-negara OKI saat Konferensi Asia Afrika di Bandung, semua mendesak agar peran Indonesia lebih tampak," katanya.
Karena itu, menurut dia, Indonesia harus punya pusat pengembangan studi keislaman bertaraf internasional sehingga orang-orang tidak lagi hanya berklibat pada Al Azhar.
"Tapi, pada waktunya orang ingin mencari Islam yang moderat, datanglah ke Indonesia," kata Wapres.
Dia mengatakan, berapa pun biaya yang dibutuhkan meski mencapai Rp10 triliun juga, pusat studi tersebut akan tetap dikembangkan.