REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Satuan Pasukan Khusus TNI menggelar latihan penanggulangan teror di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Selasa (9/6). Latihan itudisaksikan langsung Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko.
Latihan yang mengambil tema 'satuan penanggulangan aksi terorisme untuk melumpuhkan dan menghancurkan kelompok teroris guna memelihara stabilitas keamanan di wilayah dalam rangka operasi militer selain perang' itu, dilakukan di Hotel Borobudur dan Gedung Ditjen Kekayaan Negara.
Sebanyak tiga pesawat tempur Sukhoi SU-30 terbang rendah di atas lapangan banteng, Jakarta Pusat. Aksi tersebut dilakukan dalam rangka simulasi pembebasan sandera di hotel Borobudur dan gedung Ditjen Kekayaan Negara.
Enam penerjun payung dari satuan gabungan Denjaka TNI AL melakukan pendaratan di gedung Ditjen Kekayaan Negara. Tim yang terdiri atas penembak jitu yang menyasar teroris di hotel Borobudur. Selanjutnya, tim dari Sat-81 Gultor Kopassus TNI AD langsung melakukan infiltrasi di hotel tersebut.
Panglima TNI Jenderal Moeldoko mengaku, urgensi latihan kali ini untuk mengantisipasi dan merespon terjadinya aksi teror. Sebab itu, ia melibatkan tiga satuan khusus dari masing-masing matra sebagai upaya meningkatkan kesiapsiagaan.
"Ini untuk menjawab permasalahan terkait aksi teroris dan meningkatkan interoperability antar satuan Gultor TNI," ujarnya.
Tujuan latihan guna meningkatkan kemampuan dan keterampilam tim elite TNI di tiap matra. Seperti, sat-81 Gultor Kopassus TNI AD, Denjaka TNI AL, dan Satbravo 90 Korphaskas TNI AU. Ketiganya tergabung dalam satuan pasukan khusus (Satpassus) TNI.
"Agar mereka mampu melaksanakan tugas penanggulangan teror dan mewujudkan kesiapsiagaan operasi yang handal," katanya.
Dia melanjutkan, latihan ini melibatkan 478 personel, terdiri dari 180 anggota Satpassus TNI dan 238 personel pendukung. Untuk alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang digunakan dalam latihan, yakni 12 helikopter, 12 unit kendaraan taktis, 15 unit kendaraan administrasi, delapan unit motor, tiga unit bomb trailer, tiga unit ran explosive ordance dispoal (EOD), satu unit ran nubika, sembilan unit ambulans, enam unit ran polisi, sembilan unit ran damkar, dan satu unit bus sasaran.
Untuk materi latihan, lanjut Moeldoko, materi latihan terdiri teknik dan taktik infiltrasi darat, laut, dan udara. Teknik menembak reaksi, teknik dan taktik pertempuran jarak dekat, teknik dan taktik perebutan cepat, teknik dan taktik pembebasan tawanan, dan masih banyak lagi.