REPUBLIKA.CO.ID, ELMAU -- Presiden AS Barack Obama menyatakan akan terus memerangi ISIS dan meningkatkan bantuannya kepada pasukan Irak melawan kelompok militan tersebut.
Hal tersebut, Obama sampaikan kepada PM Irak Haider al-Abadi saat bertemu di KTT G7 di Jerman, hari Senin (8/6).
"Kita telah melihat keberhasilan, tetapi juga menyaksikan kemunduran. Kelompok militan ISIS harus diusir dan dikalahkan dari Irak," kata Obama dilansir dari AP.
Sebelumnya Irak meminta bantuan lebih banyak dari anggota koalisi pimpinan AS dalam melancarkan serangan udara hampir satu tahun bersama pasukan militer Irak. Menurut Obama, AS memang belum memiliki strategi yang menyeluruh dalam melatih pasukan Irak melawan ISIS, selain lemahnya pasukan militer Irak dalam menghadapi ISIS.
Dalam pertemuannya tersebut, Obama juga memuji Abadi, menurutnya Abadi sangat sadar pentingnya untuk melengkapi bantuan keamanan dari AS dengan perubahan politik yang dapat membantu meredam ketegangan antar sektarian di Irak.
Obama melanjutkan, saat ini Pentagon, sedang meninjau kembali rencana untuk melakukan pelatihan dan bantuan bagi pasukan-pasukan Irak, namun ia juga mengharapkan ada komitmen yang penuh dari Irak dalam melawan ISIS.
"Kami menginginkan lebih banyak pasukan keamanan Irak dilatih, segar, dengan perlengkapan baik dan terfokus," ucap Obama.
Obama berkata, pasukan-pasukan Irak yang dilatih oleh AS akan dilengkapi senjata yang baik agar bisa berperforma baik, karena mereka yang tidak menerima pelatihan yang cukup tidak akan merasa percaya diri di medan perang.
Adapun, Pejabat-pejabat AS menuduh kurangnya pelatihan dari AS sebagai salah satu penyebab utama kekalahan besar-besaran pasukan militer Irak di Ramadi.
Pada Ahad (7/6) , pasukan Irak bergerak maju di Baiji, kota kilang minyak yang telah direbut oleh para pejuang ISIS untuk kedua kalinya awal tahun ini.
Para pejabat AS dan Perancis memberi mosi percaya kepada Irak dan mengatakan, telah dicapai beberapa kemajuan dalam perlawanan terhadap ISIS. Tetapi dikatakan pula bahwa lebih banyak peralatan dan pelatihan diperlukan untuk mendukung serangan Irak dalam merebut kembali wilayah yang telah dikuasai oleh militan itu.