REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Golkar hasil Munas Ancol yang dipimpin Agung Laksono memilih untuk mengosongkan kantor Dewan Pimpinan Pusatnya (DPP) dari kegiatan kepartaian. Hal itu demi menghadapi pilkada serentak yang akan dilaksanakan Desember 2015.
"Kami lakukan kegiatan besar kepartaian di luar DPP agar situasi tidak tegang dan kondusif, terutama menghadapi proses pilkada," kata Agung dalam konferensi pers di akhir acara Musda Golkar DKI Jakarta di Hotel Mega Anggrek, Jakarta, Selasa (9/6).
Hal tersebut juga, kata Agung, yang menjadi alasan dilakukannya kegiatan Musda di luar kantor DPP Golkar, selain adanya 'serangan' massa ke markas besar partai beringin tersebut pada Senin (8/6) dini hari dengan dalih merayakan peringatan lahirnya mantan Presiden Soeharto.
"Karena itu kami lakukan kegiatan Musda ini di sini, agar suasana jadi tenang dan kondusif," ujarnya.
Agung juga mengatakan keputusan tersebut merupakan inisiatif mereka sebagai penguasa kantor DPP sehingga bisa mengantisipasi situasi yang lebih buruk sampai bisa merusak proses islah antara pihaknya dengan kubu Munas Bali pimpinan Aburizal Bakrie (ARB) yang dimediasi Wakil Presiden Jusuf Kalla.
"Kami secara ikhlas ingin menghargai keinginan tokoh kami JK maka lebih baik sementara ini tidak melakukan kegiatan dulu di sana, biar cooling down," katanya.
Agung menegaskan bahwa secara fisik bangunan tersebut dikuasai oleh pihaknya. Dia juga meminta jajarannya dan pihak Ical untuk tidak menggunakan DPP sebagai lokasi mengadakan acara.
"Kalau ada acara, silahkan di luar saja. Hotel, ruang-ruang pertemuan, asal jangan saling mengganggu," ujarnya.