REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Tak hanya rupiah, mata uang ringgit Malaysia pun terkena imbas dari penguatan dolar AS. Kali ini ringgit mencatatkan kinerja terburuknya dalam sembilan tahun terakhir.
"Mata uang pasar berkembang seperti ringgit terus mengalami efek ketidakpastian dari lingkungan eksternal," ujar Pejabat Bank Sentral Malaysia Zeti Akhtar Aziz, seperti dilansir The Wall Street Journal, Rabu, (10/6). Ia mengungkapkan, kini ringgit diperdagangkan pada taraf yang tak mencerminkan fundamental ekonomi Malaysia.
Minggu lalu lembaga dana investasi negara, 1Malaysia Development (1MDB), diselidiki oleh Bank Sentral terkait pinjaman dan investasi asing. Pada Senin malam, 1MDB mengaku sudah membayar hutang kepada sindikat perbankan internasional.
Utang Malaysia sebagian besar memang dipegang asing dengan jaminan rating A dari Standard & Poor. Peringkat sama diberikan pula oleh lembaga peringkat lainnya.
Hanya saja, kasus 1MDB mulai memunculkan keraguan terhadap pemerintah Malaysia. Pada pekan yang berakhir 3 Juni lalu, investor asing menarik sekitar 25 juta dolar dari pasar obligasi dan saham Malaysia.