Rabu 10 Jun 2015 14:36 WIB

Ratusan Hektare Sawah di Pangandaran Sering Kebanjiran

Rep: C10/ Red: Yudha Manggala P Putra
Sawah terendam banjir (ilustrasi)
Foto: ANTARA/Yusran Uccang
Sawah terendam banjir (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PANGANDARAN -- Setiap kali terjadi hujan besar area pesawahan di Kabupaten Pangandaran terendam banjir. Ratusan hektare sawah yang ada di tiga kecamatan terendam luapan air sungai Citanduy. Namun sampai saat ini baru ada rencana untuk penanggulangan banjir tersebut.

Kepala Pelaksana Lapangan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pangandaran Nana Ruhena mengatakan, musibah banjir memang sudah terjadi dari dulu dan menjadi musibah tahunan. Kecamatan yang terendam banjir yakni Kecamatan Kalipucang, Padaherang dan Mangunjaya.

"Dari tiga kecamatan tersebut ratusan hektare area pesawahan terendam banjir," kata Nana kepada Republika, Rabu (10/6).

Menurut Nana, banjir yang merendam ratusan hektare sawah tersebut berasal dari tiga kecamatan. Air yang keluar dari tiga kecamatan masuk ke sungai Citanduy, sementara posisi sungai Citanduy lebih tinggi. Akibatnya terjadi banjir.

Nana mengaku, sudah ada rapat khusus membahas banjir bersama sejumlah Kepala Desa dan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citanduy Banjar. Nana menjelaskan, Dari pertemuan tersebut didapat kesepakatan, diantaranya BBWS akan melakukan pengerukan sungai secara bertahap dan perbaikan tanggul.

Warga Kecamatan Padaherang, Fakih mengatakan, sekitar 250 hektare area pesawahan di Padaherang kerap terendam banjir. Meski di padaherang tidak terjadi hujan, sementara di Ciamis terjadi hujan besar, pasti banjir di Padaherang. Hanya saat kemarau total petani di Padaherang bisa panen padi.

"Jika musim hujan para petani sampai enam kali menanam padi tidak pernah panen karena terus terendam banjir," kata Fakih.

Fakih mengaku, waktu ia masih menjadi Camat Padaherang, ia sempat ingin mengusulkan untuk dibuat waduk sebagai alat penampung luapan air dari sungai Citanduy. Menurutnya, kalau dibangun waduk bisa menjadi tempta wisata dan jika dikembangkan bisa menjadi wiasata air.

Sebelumnya BBWS juga pernah merencanakan akan melakukan pengerukan sungai Citanduy. Tapi menurut Fakih untuk melakukan pengerukan juga ada kendala. Tanah yang dikeruk dari dasar sungai Citanduy akan dibuang ke mana.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement